Kementerian PUPR bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) telah melakukan tiga tahap dalam penanganan longsor Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) Km 122.
Tahap pertama, pengaturan contraflow yang semula 9 kilometer (KM) menjadi 1 KM mulai dari KM 121+800 s.d KM 122+800.
“Ini tentunya akan mengurangi antrian kendaraan,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau lokasi penanganan longsor di tol Cipali Km 122, Jumat (12/2).
Kedua, akan dibangun 2 lajur (detour) sementara di median jalan sepanjang 200 meter dari kilometer 122+300 sampai kilometer 122+500 dengan waktu pengerjaan 10 hari.
“Akan dipasang guardrail disisi median jalur A supaya aman, dan akan kita upayakan untuk dipercepat,” katanya .
“Dengan median sementara ini, maka pengguna jalan dapat berkendara sesuai lajur masing-masing yang nantinya tidak ada lagi contraflow lagi,” tambahnya.
Sedangkan Ketiga, untuk penanganan permanen lebih lanjut, lokasi amblesan akan ditutup selama 1,5 bulan untuk dilakukan perbaikan secara permanen dengan menggunakan borepile yang berfungsi untuk menahan longsor.
Menurut Basuki, kalau penanganan ini telah selesai, penanganan jangka panjangnya akan melakukan upaya untuk mencari titik lokasi yang hampir sama dengan longsor di KM 122.
“Kalau terjadi longsor, pasti dikarenakan ada air yang rembes atau masuk dan tanahnya ekspansif. Untuk itu, kita akan mengatasinya,” terangnya.
Tol Cipali merupakan bagian dari sistem jalan tol Trans Jawa yang menghubungkan mulai dari jalan tol Merak hingga ke Surabaya. Tol Cipali berada di antara Jakarta – Cikampek dan jalan tol Palimanan – Kanci.
Sejak diresmikan pada 13 Juni 2015 lalu, jalan tol Cipali terbukti memangkas rute Cikampek – Palimanan hingga 40 km dibanding melewati jalur Pantura. [FIK]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID