Kerja Sama Dengan Pabrikan Mobil Listrik Proposal Investasi Tesla Sudah Ada Di Meja Luhut –

Realisasi investasi pabrikan mobil listrik Tesla sudah di depan mata. Bahkan, proposal investasinya sudah sampai di meja Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Hal tersebut diungkapkan Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Ke­maritiman dan Investasi Septian Hario Seto.

Menurut Septian, pekan depan Luhut dan perusahaan milik miliarder dunia Elon Musk itu bakal bertemu.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Ke­maritiman dan Investasi Septian Hario Seto.

“Kami sedang pelajari pro­posalnya secara internal. Next week kita akan bertemu mereka untuk mendapatkan penjelasan resmi Tesla terkait proposal yang mereka ajukan,” ujar Septian dalam konferensi pers secara virtual, kemarin.

Kendati begitu, Septian hati-hati menerangkan rencana per­temuan tersebut. Dia tak mau membocorkan siapa pihak yang bakal mewakili Tesla dalam pertemuan nanti.

Sebab, hal itu sangat sensitif. Tesla pun meminta rencana pertemuan tidak dibuka terlebih dahulu kepada publik.

“Mungkin karena mereka adalah perusahaan publik, jadi mereka sangat strict terkait hal-hal itu,” katanya.

Septian juga tidak menjelas­kan, bentuk kerja sama investasi Tesla di Indonesia seperti apa. Apakah sekadar mengambil bahan baku dari Indonesia, atau mau membangun pabrik mobil listrik di sini.

“Yang jelas gini, kalau mereka hanya mengambil bahan bakunya kita tidak tertarik,” imbuhnya.

Selain bertemu Luhut, per­wakilan Tesla juga akan bertemu dengan PT Aneka Tambang Tbk dan PT Inalum (Persero).

Septian memprediksi, Tesla kemungkinan tertarik berin­vestasi di bidang Energy Storage System (ESS).

 

ESS ini seperti power bank dengan giga baterai skala besar yang bisa menyimpan tenaga lis­trik besar hingga puluhan Mega Watt (MW). Bahkan hingga 100 MW untuk stabilisator atau pengganti sebagai penopang beban puncak.

“Alat ini bisa dimanfaatkan masyarakat pada malam hari, atau saat konsumsi listrik masyarakat tinggi,” ujar Septian.

Selain itu, lanjutnya, Tesla me­nyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang berpotensi mengkombinasikan Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan teknologi ESS ini.

“Mereka menyampaikan, dari sisi permintaan dengan negara lain sudah sangat tinggi, tapi suplai ESS tidak banyak. Mau kerja sama dengan Indonesia, dengan negara kepulauan potensi EBT mereka bisa kombinasikan teknologi ESS di Indonesia,” jelasnya.

Sebelumnya, Luhut mengatakan, kesepakatan Non-Dis­closure Agreement (NDA) antara Pemerintah Indonesia dengan tim dari perusahaan otomotif listrik terbesar di Amerika Serikat (AS) itu telah ditandatangani.

“Kami sudah enam kali vidcall (video call) dan NDA sudah ditan­datangani. Semua proses dilakukan secara virtual,” kata Luhut.

Walaupun telah terjadi penandatanganan perjanjian rahasia dalam hal investasi atau NDA antar kedua pihak, Luhut masih enggan mengungkapkan isi dari perjanjian tersebut. [NOV]

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *