Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengeluarkan semua unek-unek soal isu kudeta Partai Demokrat yang menerpanya kepada wartawan di kediamannya, Jalan Terusan Lembang, Jakarta, Rabu (3/2).
Sepanjang tanya jawab, nada bicaranya tinggi. Eks Panglima TNI itu kesal karena pertemuannya dengan sejumlah kader Partai Demokrat jadi melebar ke isu kudeta. Padahal, pertemuan itu disebutnya sebagai sekadar acara ngopi-ngopi.
Saking gemesnya, Moeldoko bahkan sampai kembali lagi menemui wartawan usai menyudahi wawancara. Ceritanya, usai menjawab pertanyaan terakhir soal surat yang dilayangkan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kepada Presiden Jokowi, Moeldoko menyudahi wawancara dan mengucapkan terima kasih kepada wartawan, sambil melambaikan tangan. Dia kemudian balik badan dan berjalan menuju ke dalam rumahnya.
Tapi baru beberapa langkah, dia membalik badannya lagi. Kemudian, berjalan kembali ke arah wartawan. Loh, mau ngapain? Wartawan saling pandang, bertanya-tanya. Moeldoko kemudian meraih mikropon. “Jangan ntar dibilangin, ‘ah, Pak Moeldoko nggak percaya diri waktu berbicara’,” ujar Moeldoko.
Rupanya, dia hendak menepis tudingan yang menyebut dirinya gugup saat melakukan jumpa pers pertama secara virtual pada Senin (1/2) sore lalu. “Ini kebetulan waktu gue bicara itu di bawah begini nih. Duduk gue kurang enak aja (menghadap kamera). Kalau sekarang kan gagah gue. Moeldoko nggak pernah nggak percaya diri. Catat itu,” tegasnya sambil melempar senyum kepada wartawan.
Wartawan ikut senyum-senyum. Setelah itu, Moeldoko kembali menyudahi konferensi pers. Dia kembali berjalan ke arah rumahnya, sambil melambaikan tangan. Beberapa wartawan menggodanya. “Pak, gayanya udah kayak capres lho,” celetuk mereka.
Mendengarnya, Moeldoko cuma tertawa. Dia berhenti, seperti hendak mengucapkan sesuatu. Tapi diurungkannya. Moeldoko kembali melanjutkan langkahnya menuju rumah.
Sebelumnya, dalam sesi wawancara, Moeldoko mengaku pernah bertemu sejumlah kader Demokrat. Dia tak menyebut siapa saja mereka. Pertemuan dilakukan beberapa kali. Ada yang di kantornya, ada yang luar seperti hotel. Tapi Moeldoko juga tak merinci.
Dalam pertemuan, kader Demokrat membahas masalah internal partainya. “Dia marah-marah. Saya suruh marah-marah, emosi keluarkan. ‘Marah-marah aja, biar saya paham apa yang kalian pikirkan’. Gitu,” ungkap Moeldoko. Menurutnya, dia orang luar. Tak ikut campur urusan internal partai berlambang mercy itu. Tak ada sama sekali omongan soal kudeta.
Wartawan bertanya, apa benar dia diusulkan para kader Demokrat itu jadi wapres? Moeldoko menjawab diplomatis. “Ya kalau beliau-beliau menginginkan, itu hak beliau. Kan begitu,” jawabnya. “Tapi pengen nggak?” tanya wartawan sambil tertawa. “Nggak usah (ketawa), pertanyaannya nggak usah nakal gitu,” seloroh Lulusan Terbaik Akabri Tahun 1981 itu.
Dia mengaku tak berambisi menjabat wapres. “Kalau datang ke rumah, masa gue yang aktif sih? gitu loh,” imbuhnya. Kalau diusung, gimana? “Ah nggak usah mikir itu lah,” tampik Moeldoko. Dia menyatakan, dirinya adalah orang yang profesional. “Saya tidak pernah mengemis jabatan, saya bisa berdiri sebuah keyakinan saya itu,” tegasnya. [OKT]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID