Referendum EFTA CEPA Presiden Swiss Parmelin Kampanye Indonesia Mitra Penting Di Asia –

Referendum nasional Swiss untuk Indonesia EFTA CEPA (IE CEPA) tinggal 25 hari lagi. Pihak penentang dan pendukung IE CEPA sibuk melakukan kampanye dalam berbagai bentuk, yaitu tulisan di media, webinar, konperensi pers, pernyatan di medsos dan lainnya. 

Presiden Swiss yang juga merangkap Menteri Ekonomi Swiss, Guy Parmelin memimpin langsung kegiatan kampanye untuk mendukung IE CEPA. 

Dalam setiap kesempatan kampanye atau debat publik, Presiden Swiss, Parmelin menyatakan, Indonesia adalah salah satu negara Asia yang memiliki potensi ekonomi besar dan mitra penting bagi Swiss. 

Presiden Swiss juga mengatakan, bahwa Swiss memerlukan mitra ekonomi seperti Indonesia yang memiliki potensi dagang dan investasi yang sangat besar.

Selama ini, Kedutaan Besar RI (KBRI) Bern terus melakukan pertemuan dengan sejumlah pihak terkait terutama Pemerintah Swiss dan asosiasi bisnis untuk memberikan informasi lebih lengkap mengenai kemajuan aspek sustainability dalam pengelolaan sawit di Indonesia. 

Dalam webinar terbaru yang diadakan KBRI Bern adalah dengan Kadin Saint Gallen, kanton di wilayah timur Swiss. 

Kegiatan ini juga bekerja sama dengan Economiesuisse, asosiasi pengusaha terbesar di Swiss. Lebih dari 100 peserta sebagian besar pengusaha serta kalangan lain di Swiss ikut dalam diskusi tersebut. Kesempulan dari webinar ini bahwa IE CEPA penting bagi perekonomian Swiss dan Indonesia. 

Dalam masa krisis akibat Covid-19 ini perlu ada terobosan baru untuk meningkatkan perdagangan dan investasi dan IE CEPA adalah salah satu kesempatan yang harus dimanfaatkan.

Sebelumnya,  KBRI Bern mengadakan kegiatan serupa dengan Kadin Jenewa, Swiss Asian Chamber of Commerce di Zurich dan Kadin Basel di wilayah utara Swiss. 

Untuk mendukung semua upaya kampanye mendukung IE CEPA, sejumlah informasi dan data terkini mengenai perkembangan pengelolaan sawit Indonesia telah disampaikan kepada berbagai pihak di Swiss.

Langkah ini untuk memberikan jawaban atas semua isu yang diangkat oleh pihak penentang IE CEPA terutama minyak sawit Indonesia. 

KBRI Bern juga telah meluncurkan sebuah blog Palm Oil Indonesia dalam bahasa Inggris, Jerman dan Perancis yaitu indonesiainswiss.com.  Blog ini telah tersebar ke berbagai kalangan di Swiss atas bantuan Economiesuisse dan SECO. 

Para pendukung IE CEPA memberikan sejumlah masukan untuk memperbaiki konten blog tersebut. Selain itu, universitas terkemuka di Swiss yaitu ETH Zurich yang memiliki program palm oil Indonesia memuat sejumlah artikel dan wawancara dengan media setempat. 

Para peneliti dan guru besar di universitas ini menyatakan, bahwa program sustaimability di Indonesia, harus didukung untuk memproduksi minyak sawit yang berkelanjutan. 

Kebutuhan minyak sawit yang merupakan bagian dari sebagian besar produk makanan tidak bisa digantikan oleh minya nabati lainnya. 

Disamping kegiatan kampanye yang silih berganti dari kedua kubu, pihak media setempat juga sibuk mengadakan jajak pendapat publik atas IE CEPA. 

Dengan jumlah responden sekitar 15 ribu berdasarkan variabel demografi, geografi, and politik hasil sementara masih didominasi oleh pendukung IE CEPA, namun terdapat 13% responden yang belum bersikap dan akan menjadi swing voters dalam perkembangan nanti. 

Duta Besar RI Bern, Muliaman Hadad dalam beberapa kesempatan pertemuan menyatakan, bahwa IE CEPA akan membawa peluang besar untuk meningkatkan hubungan ekonomi kedua pihak. 

“Tanpa IE CEPA saja, Indonesia sudah surplus USD 2,2 miliar dalam perdagangan bilateral dengan Swiss tahun 2020,” ujar mantan Ketua Komisioner OJK dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12/2) . 

Jumlah ini diperkirakan akan melonjak bila IE CEPA mulai berlaku nanti, di mana lebih 90% tarif masuk untuk produk Indonesia ke Swiss dikurangi. 

Indonesia lebih dahulu menyelesaikan CEPA dengan Swiss dan negara anggota EFTA lainnya dibandingkan dengan Vietnam dan Malaysia yang masih dalap tahap negosiasi. [FIK]

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *