Lewat program 1.000 prajurit Otonomi Khusus, putra-putri asli Papua akhirnya direkrut menjadi anggota TNI Angkatan Darat.
Setelah itu mereka harus menjalani pelatihan di sejumlah Resimen Induk Daerah Militer (Rindam) di Pulau Jawa. Hal ini bertujuan untuk menjalani Pendidikan Pertama Bintara (Dikmaba) Otsus Orang Asli Papua (OAP) Kodam XVIII Kasuari 2020.
Komandan Rindam IV/Diponegoro Kolonel Inf Tarsono menjelaskan, setiap prajurit siswa yang mengikuti pendidikan harus melewati tes diagnostik untuk mengetahui kualitas masing-masing. Baik kemampuan akademis, kesehatan, maupun jasmani.
Ke depannya mereka akan menjalani peundidikan selama 20 pekan. Terhitung mulai 4 November 2020 hingga 23 Maret 2021 dengan materi pendidikan dasar keprajuritan.
Sementara itu, Komandan Rindam Jaya Jakarta Kolonel Inf Prasetyo menerangkan, materi pendidikan pertama bintara PK dan umum tidak ada perbedaan. “Hanya mereka ada perbedaan ketika mereka kejuruan, nanti di Puslatpur khusus cabang umum murni keinfanterian, sedangkan otsus lebih banyak teritorial karena mereka lebih banyak diarahkan sebagai babinsa (bintara pembina desa) di satuannya kelak,” ungkapnya.
Program bintara otsus memang membuka kesempatan sebanyak-banyaknya bagi putra-putri asli Papua menjalani pendidikan militer. Termasuk bagi mereka yang pernah gagal ikut seleksi terdahulu.
Seperti diungkapkan Jefri Wilson, salah satu siswa Secaba Otsus Papua yang sudah pernah mendaftar masuk TNI sebanyak empat kali, sebelum mendaftar program otsus. “Saya pernah ikut seleksi Secaba, mendaftar sekitar 4 kali, waktu itu mendaftar jadi prajutit dua (prada), setelah itu tamtama, tidak lulus juga,” bebernya seraya bersyukur akhirnya lolos program otsus. [UMM]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID