YLKI: lmplementasi Prokes Di KRL Dan TransJakarta Sangat Baik –

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengapresiasi penerapan protokol kesehatan (prokes) di angkutan massal Kereta Rel Listrik (KRL) dan TransJakarta. YLKI menyebut, di dua angkatan massal itu nihil pelanggaran ekstrem prokes selama masa pandemi Covid-19.

“Secara umum, implementasi prokes di KRL, TransJakarta itu baik. Sangat baik. Dalam arti tidak ada temuan ekstrem atas pelanggaran prokes,” kata Ketua YLKI Tulus Abadi, dalam diskusi publik soal layanan TransJakarta, di Jakarta, Rabu (29/12), seperti dikutip Antara.

Catatan YLKI tersebut diperoleh melalui survei implementasi protokol kesehatan di sarana prasarana transportasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Tulus menjelaskan, protokol kesehatan tetap dilaksanakan pengguna kedua jasa angkutan umum itu mulai sebelum perjalanan, selama perjalanan, hingga setelah meninggalkan angkutan massal.

Meski begitu, Tulus tetap meminta masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan lebih ketat. Sebab, masih ada risiko penularan Covid-19 seiring pelonggaran PPKM level satu di Jakarta. Apalagi saat ini muncul varian Omicron, yang jumlahnya kini bertambah mencapai 68 kasus di Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Dwi Oktavia meminta masyarakat mewaspadai varian Omicron meski kasus Covid-19 di Jakarta melandai. Pemprov DKI juga terus menggenjot vaksinasi.

Hingga 28 Desember 2021 sudah mencapai 11,6 juta atau 115,4 persen untuk dosis pertama. Sedangkan dosis kedua mencapai 9,26 juta atau 91,9 persen. Sementara, capaian vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun sudah mencapai 377 ribu orang atau 33 persen dari target 1.173.972 orang.

Di sisi lain, ia mengharapkan pelaku dan pengguna jasa angkutan umum untuk tetap mempertahankan perilaku adaptasi kebiasaan baru. Angkutan umum menjadi salah satu tempat penularan beberapa jenis penyakit selain Covid-19, di antaranya Tuberkulosis, Pneumonia, dan infeksi saluran pernapasan akut yang ditularkan melalui media udara dan percikan virus.

“Adaptasi kebiasaan baru itu bisa bertahan dan tidak hanya di ruang transportasi tapi juga aktivitas utama lainnya,” ucapnya. [USU]

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Generated by Feedzy