Pemerintah belum memastikan akan melarang mudik atau tidak pada Lebaran tahun ini. Yang pasti, sejumlah epidemiolog mewanti-wanti, mudik bisa membuat angka kasus Covid-19 kembali meledak.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, kementeriannya akan segera mengkoordinasikan langkah antisipasi mudik Lebaran 2021 dengan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 dan kementerian serta lembaga terkait lainnya. “Kemenhub tidak bisa melarang atau mengizinkan mudik,” ujar BKS-sapaan Budi Karya Sumadi, kemarin.
Yang pasti, untuk mengantisipasi adanya lonjakan penumpang pada masa mudik Lebaran 2021, pemerintah akan menerapkan prokes dan tracing secara ketat kepada masyarakat yang bepergian.
Antara lain, mempersingkat masa berlaku screening (penyaringan) Covid-19, seperti GeNose, rapid test atau Polymerase Chain Reaction (PCR) test.
Selain itu, pemerintah juga akan mengetatkan protokol kesehatan lainnya, seperti memakai masker, menjaga jarak, melakukan disinfektasi prasarana/sarana, pemberlakuan pembatasan penumpang, dan pengaturan jadwal layanan.
BKS mengaku telah bekerja sama dengan media nasional untuk melakukan survei nasional tentang potensi pemudik pada masa Lebaran tahun 2021 yang akan menjadi rekomendasi pelaksanaan angkutan Lebaran tahun ini.
Sebelumnya, BKS menyatakan, pemerintah tidak akan melarang masyarakat untuk mudik pada Lebaran 2021.
Hal itu dia sampaikan dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR, Selasa (16/3).
“Hal pertama yang bisa kami ungkapkan terkait mudik 2021. Pada prinsipnya, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan tidak melarang (mudik),” ujar Budi.
Terpisah, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, kebijakan mengenai mudik pada Lebaran 2021 masih dalam tahap pembahasan oleh kementerian dan lembaga terkait.
Wiku mengingatkan, apa pun keputusan pemerintah terkait mudik Lebaran nantinya, harus disikapi secara bijaksana oleh masyarakat.
“Saya harapkan sikap bijak dari masyarakat untuk dapat mengambil keputusan yang terbaik,” ujar Wiku dalam diskusi virtual, kemarin.
Diingatkannya, meski kasus harian positif Covid-19 menurun tapi angka penularan masih belum berhenti.
Wiku meminta masyarakat memahami potensi penularan Corona ketika mudik. Yang dikhawatirkan, pemudik membawa ‘oleh-oleh’ berupa virus ke kampung halamannya. Atau, sebaliknya.
“Tentu kita harus bijak dalam melakukan perjalanan jauh yang berpotensi meningkatkan penularan,” ucapnya.
Sementara, epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, ada risiko dan bahaya di balik tidak adanya pembatasan mobilitas ini.
“Ini sebetulnya riskan dan berbahaya ketika dalam situasi pandemi belum terkendali,” ujar Dicky, kemarin. [JAR]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID