Wacana Presiden 3 Periode Barang Mati Dihidupkan Lagi –

Wacana perpanjangan masa jabatan presiden atau jabatan 3 periode kembali mencuat. Kali ini, Presiden Jokowi terkesan memberi lampu ijo terhadap wacana tersebut.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai sah-sah saja ada aspirasi yang ingin dirinya kembali menjadi kepala negara. Menurutnya, dalam iklim demokrasi setiap orang bebas menyampaikan as­pirasinya.

“Kalau menurut saya boleh-boleh saja. Itu kan juga sebuah bentuk demokrasi dan tatarannya baru tataran wacana,” kata Jokowi dalam sebuah video wawancara yang diunggah di akun Twitter pribadinya, @Jokowi, Selasa (23/8).

Jokowi menyinggung kampanye ganti presiden pada Pemilu 2019 lalu. Bahkan, menurut Jokowi, tidak masalah jika ada pihak yang menyampaikan aspirasi presi­den mundur.

“Kan orang boleh juga sampaikan Jokowi mundur, kan juga boleh, ganti presi­den juga boleh. Masa wacanakan itu tidak boleh,” kata Jokowi sambil terkekeh.

Menurutnya, aspirasi dari masyarakat tidak boleh disumbat. Meskipun begitu, aspirasi juga tidak boleh memicu keka­cauan. “Ini katanya demokrasi, kan eng­gak apa-apa, yang paling penting jangan anarkis,” tegasnya.

Jokowi juga tidak masalah apabila ada pihak yang menafsirkan bahwa dirinya yang mewacanakan tiga periode atau perpanjangan masa jabatan presiden. “Ya juga boleh-boleh saja, namanya tafsir kok. Inilah demokrasi kita sekarang ini,” ungkap dia.

Sebelumnya, wacana Presiden Jokowi menjabat tiga periode menuai kritik dari publik. Karena itu, Jokowi akhirnya memerintahkan anak buahnya untuk tidak lagi berbicara mengenai wacana tersebut.

Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali mengungkap bahwa pihaknya siap mendukung wacana perpanjangan masa jabatan atau 3 periode Presiden Jokowi. Asalkan, kata dia, undang-undangnya memungkinkan.

“2024 Pak Jokowi tidak mencalonkan diri lagi sebagai calon presiden karena undang-undang membatasi itu. Kalau memungkinkan beliau tiga periode, kami pasti akan mengusung lagi,” ungkapnya, Senin (22/8).

Politisi PDI Perjuangan, Effendi Simbolon mengatakan, gagasan penam­bahan masa jabatan presiden selama tiga tahun hingga 2027 harus didukung. “Kalaupun mau kita perpanjang sampai 3 tahun, bagi saya realistis, ya,” katanya.

Dia mengatakan, Presiden Jokowi punya ketegasan untuk menegakkan ideologi negara. Bahkan, beberapa kali Jokowi terlihat berani melawan arus dominan. Hal itu membuatnya kagum dengan keberaniannya.

 

“Saya pribadi tambah 3 tahun pun saya masih setuju, beliau ada ketegasan, beliau menentang arus. Itu saya hormat, respect terhadap beliau itu,” tuturnya.

Simbolon mengungkapkan, kemungkinan penambahan masa jabatan tiga tahun bisa terjadi bila seluruh kekuatan politik di DPR, MPR dan DPD setuju mengubah ketentuan batasan jabatan. Menurutnya, penambahan itu bukan sesuatu yang tabu.

“Sepanjang kita berkomitmen mengubah Undang-Undang Dasarnya (UUD), kenapa? Soekarno juga lebih dari 2 pe­riode, Soeharto juga lebih dari 2 periode kalau kurang dari satu periode 5 tahun boleh, perpanjangan juga saya kira bukan hal yang dilarang,” katanya.

Netizen langsung ngegas alias berbicara kritis mendengar jawaban Jokowi terkait wacana jabatan presiden 3 peri­ode. Jokowi dinilai tidak tegas menolak wacana tersebut. Akhirnya, gerakan di daerah mulai bermunculan.

Akun @KadingArang menilai Jokowi terlalu lembek dalam merespons wacana perpanjangan jabatan presiden. Padahal sebelumnya, kata dia, Jokowi pernah mengingatkan pendukungnya agar tidak bicara jabatan 3 periode karena sama saja menampar mukanya.

“Jokowi soal relawan ingin 3 periode: Boleh-boleh saja, baru wacana. Waktu itu yang ngomong sama saja menampar muka saya siapa yah,” ungkap @papa_loren. “Mencla-mencle,” kata @satia_nagara.

Akun @_doncorleone78 mengatakan, pernyataan Jokowi tersebut bisa diartikan lain oleh para pendukungnya. Sebagai Presiden, kata dia, seharusnya bilang tidak boleh karena menyalahi konstitusi.

“Yang begitu saja harus diajarin,” ujarnya.

Menurut @AriaDinakita, jawaban Jokowi cenderung malah terkesan me­nyetujui 3 periode. Padahal, kata dia, wacana tersebut jelas-jelas menyalahi konstitusi.

“Ya bisa makin masiflah kalau beliau ini terkesan membuka jalan atas nama demokrasi,” katanya.

 

Akun @ImamWah25258448 mengung­kapkan, alasan demokrasi yang diungkap Jokowi tidak tepat. Dia bilang, saat ini wacana dan diskusi hanya bebas bagi yang sedang berkuasa.

“Mungkin (yang lain) ada bebas ngomong, tapi sama sekali tidak diden­gar dan cuma ditunggu kepleset untuk dikriminalisasi,” katanya.

Akun @bersiaga heran, wacana 3 periode dengan melawan prinsip dasar demokrasi dilegalkan. Tapi, kata dia, ketika ada orang yang berwacana mem­bangun negara sesuai ajaran keyakinan­nya dibantai habis-habisan.

“Padahal dua substansi itu sama sama wacana,” ungkapnya.

Akun @RudiSoekoco mengungkap fakta bahwa di berbagai daerah sudah ada gerakan mendukung Jokowi 3 periode. Artinya, kata dia, hal tersebut bukan lagi sekadar gagasan/wacana, tapi sudah ada gerakan.

“Disampaikan oleh orang terdekat seperti menteri, sekarang diamplifikasi oleh relawan yang juga jaringan pemilu. Ini bukan lagi wacana namanya pak @ jokowi. Melainkan sudah gerakan yang terstruktur dan sistematis untuk mewu­judkan 3 periode,” tutur @donalfariz.

Akun @PartaiSocmed mengungkap langkah-langkah yang akan dilakukan pendukung Jokowi untuk memuluskan jabatan 3 periode.

“Stepnya begini; menuntut Jokowi 3 periode, Jokowi akan bilang, silakan saja toh cuma wacana, relawan demo, MPR melakukan amandemen UUD, Jokowi tidak berdaya menolak amanat UUD,” ungkapnya.

“Step selanjutnya akan dimulai hari Minggu 28 Agustus 2022 dari Bandung,” sambung @BennyKeef.

Akun @giginpraginant3 menilai kemauan Jokowi untuk berkuasa tiga periode makin jelas. Untuk itu, kata dia, bagaimanapun caranya, perpanjangan masa jabatan harus jalan. [ASI]

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Generated by Feedzy