Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak pemerintah segera membentuk tim independen untuk mengusut kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, tadi malam.
YLKI meminta tim independen tersebut dibentuk tanpa Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
“Mendesak untuk dibentuk tim investigasi independen, bukan tim yang dibentuk oleh PSSI. Sebab dalam kasus ini, PSSI adalah pihak yang harus dimintai pertanggungjawaban,” kata Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi melalui keterangan resminya, Minggu (2/10).
YLKI berharap, tragedi sepakbola yang merenggut ratusan nyawa manusia di Stadion Kanjuruhan Malang tersebut diusut tuntas. YLKI prihatin dan berduka kepada seluruh keluarga korban. Para korban, kata Tulus, merupakan konsumen penikmat pertandingan sepakbola.
“Mengecam dengan keras atas tragedi tersebut. Tragedi ini harus diusut tuntas, dari mulai penyelenggaran, pemilihan tempat, sampai tindakan di lapangan oleh kepolisian,” tegas Tulus.
YLKI juga mendesak pihak penyelenggara, khususnya manajemen Arema FC untuk bertanggung jawab atas peristiwa ini. Arema diminta bertanggung jawab baik secara perdata dan atau bahkan pidana.
“Secara perdata, managemen dan penyelenggara harus memberikan kompensasi dan ganti rugi terhadap korban dan keluarga korban (ahli waris),” pintanya.
Tak hanya itu, kata Tulus, PSSI juga wajib memberikan sanksi berupa degradasi terhadap tim sepakbola maupun suporter yang melakukan pelanggaran.
Sebab, tragedi yang menewaskan ratusan nyawa di Stadion Kanjuruhan membuat citra sepak bola Indonesia di mata dunia semakin buruk.
“Tragedi ini hanya akan membuat wajah dan dunia sepak bola Indonesia makin terpuruk dan berpotensi dikenai sanksi keras oleh FIFA,” tandas Tulus.
Sebelumnya, Polda Jatim menyebut ada 127 orang yang meninggal dunia akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, tadi malam.
Kerusuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC versus Persebaya berakhir dengan skor 2-3. Pertandingan dimenangkan Persebaya Surabaya.
Sebanyak 125 Aremania dikabarkan menjadi korban tewas dalam insiden tersebut. Sementara itu, terdapat dua Anggota Kepolisian yang juga dikabarkan tewas.
Mayoritas para korban diduga meninggal dunia karena sesak napas dan terinjak-injak usai pihak kepolisian melempar gas air mata untuk melerai kerusuhan.
“Dalam kejadian tersebut telah meninggal 127 orang, dua diantaranya anggota Polri, dan 125 yang meninggal, di stadion ada 34,” beber Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta di Mapolres Malang.
Korban tewas akibat kerusuhan tersebut dikabarkan kembali bertambah. Para korban luka juga masih dilakukan perawatan intensif. Berdasarkan keterangan Presiden Joko Widodo (Jokowi), jumlah korban tewas bertambah menjadi 129 orang.
Sementara itu, PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) memutuskan untuk menghentikan kompetisi BRI liga 1 2022/2023 selama sepekan. PT LIB menyampaikan duka cita mendalam terhadap para korban akibat peristiwa tersebut. ■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID
You may also like
-
Siapkan Dirimu Untuk Ikuti Beauty Festival 2023 Timeless Wonder –
-
25 Quote Hari Batik Nasional Menarik Untuk Diposting Di Media Sosial –
-
Nyeri pada Dada Apa Pertanda Serangan Jantung –
-
Journalism Day U Bakrie Soroti Revolusi Streaming Dan Tren Konsumsi Informasi –
-
Malioboro Coffee Night Siap Akrabkan Masyarakat Dan Pegiat Industri Kopi –