TNI-Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menjalin kerja sama bidang perpustakaan. Kedua belah pihak meyakini bahwa kesepahaman tersebut merupakan energi baru dalam menyiapkan sumber-sumber bahan bacaan untuk masyarakat.
Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando dengan Panglima TNI yang diwakili Asisten Komunikasi dan Elektronika Panglima TNI, Marsda Agus M Bahron, di Jakarta, Selasa (9/8).
“Kami tahu kekuatan dan sumber daya TNI merata sampai ke pelosok. Bukan hanya menjaga teritorial, tetapi lebih pada paradigma bagaimana membantu menyejahterakan masyarakat Indonesia. Ini merupakan kekuatan baru. Jadi, kami siap dengan kerja sama ini untuk mendukung menyediakan sumber informasi yang terbaru, terpercaya, dan terkini,” ungkap Syarif Bando, usai penandatanganan.
Perpusnas sebagai lembaga Pemerintah non-kementerian memiliki tugas untuk merumuskan kebijakan di bidang perpustakaan dalam menginformasikan tentang perkembangan dunia ilmu pengetahuan kepada seluruh elemen masyarakat.
Perkembangan teknologi saat ini mengharuskan adanya perubahan paradigma perpustakaan. Bisa dikatakan bahwa mayoritas peran perpustakaan saat ini adalah sebagai transfer pengetahuan. Jauh dari paradigma masa lalu yang masih berfokus pada manajemen koleksi dan manajemen pengetahuan. “Saya kira peran TNI dalam kemanunggalan bersama rakyat itu sangat penting dan sesuai dengan paradigma perpustakaan saat ini,” katanya.
Syarif Bando melanjutkan, kesepahaman yang dibangun bersama TNI ini penting untuk membangun sinergitas sehingga memastikan orientasi pengembangan di masa depan, ketika perang tidak melulu secara fisik melainkan juga melalui pemikiran atau intelektualitas.
Asisten Komunikasi dan Elektronika Panglima TNI Marsda Agus M Bahron menjelaskan, dinamika lingkungan strategis pada tataran global, regional, dan nasional telah memengaruhi pola dan bentuk ancaman. Baik ancaman yang bersifat militer, nonmiliter, maupun ancaman hibrida.
“Maka, untuk menjawab tantangan tersebut, sudah sewajarnya diperlukan pertahanan negara yang tangguh, baik dari sisi pertahanan militer itu maupun nirmiliter dengan mengacu pada sistem pertahanan bersifat semesta. Inilah yang harus dipersiapkan secara dini oleh Pemerintah,” katanya.
Agus menambahkan, tentu saja hal tersebut harus menjadi perhatian utama dalam upaya peningkatan indeks literasi masyarakat. “Sosialisasi massif yang dilakukan melalui kegiatan seperti ini akan mendorong peningkatan pengetahuan serta wawasan masyarakat sehingga berdampak pada kualitas sumber daya manusia Indonesia,” imbuhnya.
Pada talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) yang mengangkat tema “Penguatan Pertahanan dan Keamanan di Era Globalisasi Melalui Budaya Literasi”, Wakil Gubernur Lemhannas Mohammad Sabrar Fadhilah mengatakan, pertahanan dan keamanan merupakan bagian dari kegiatan yang dinamis. Pertahanan dan keamanan tidak hanya urusan TNI tetapi juga semua pihak. TNI termasuk perpustakaan menjadi bagian istimewa dari anak bangsa yang harus bekerja sama, berkolaborasi untuk menghadapi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan.
“Kita tahu bahwa literasi, perpustakaan, dan buku adalah jendela dunia yang membuka cakrawala berpikir serta pemahaman tentang banyak hal. Sehingga TNI memandang sangat perlu untuk dapat bergandengan tangan dengan semua pihak untuk menjaga negeri ini agar tetap bisa maju, tetap eksis mencapai tujuan nasional, masyarakat sejahtera adil dan makmur,” katanya.
Wakil Komandan Kodiklat TNI Marsda Hesly Paat mengatakan, literasi di lingkungan pendidikan TNI terutama Kodiklat (Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat), berperan untuk meningkatkan kemampuan maupun kualifikasi personel yang ada di TNI. “Pada pelatihan tersebut perlu adanya penguatan literasi yang kita dapatkan mungkin lewat digital maupun buku yang ada di perpustakaan,” katanya.
Kepala Museum Satria Mandala dan Kapustaka TNI Letkol Adm A Rachman Jamal menjelaskan, inti dari pengelolaan perpustakaan di Pusat Sejarah TNI (Pusjarah TNI) yakni memilih dan memilah buku bacaan yang sangat kredibel. Hal ini terkait dengan pembinaan kesejarahan, sehingga seluruh buku-buku yang dimiliki berkorelasi erat dengan koleksi khusus agar dapat dijadikan bahan riset dan penulisan.
“Pusjarah TNI juga memproduksi buku-buku yang ditujukan untuk seluruh jajaran TNI. Terakhir, Pusjarah ikut berperan aktif dalam mengumpulkan dokumentasi terkait pandemi covid-19, sehingga kami berhasil menulis buku peran aktif TNI dalam penanganan pandemi Covid-19,” pungkasnya.■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID
You may also like
-
Ajak Gen Z Bangga Budaya Indonesia Universitas Budi Luhur Gelar Kilau Nuswantara 2023 –
-
Bahaya Osteoporosis Di Usia Tua Waspada Tulang Rentan Untuk Patah –
-
Bikin Wajah Glowing dr Belle Clinic Hadirkan Laser Oral –
-
Indonesia Syiar Network Gelar Seminar Bareng Ustazah Oki Setiana Dewi –
-
Ibu ibu Muda Tak Percaya Minum Air Galon Guna Ulang Sebabkan Kemandulan –