Meksi sudah meminta maaf, Arteria Dahlan tetap dikecam atas pernyataannya soal larangan penggunaan bahasa sunda saat rapat
Musikus Indonesia dari kelompok musik bersaudara Bimbo, Sam Bimbo atau Samsudin Hardjakusumah sangat menyayangkan penyataan Anggota DPR, Arteria Dahlan yang melarang penggunaan bahasa Sunda di dalam rapat. Apalagi ucapan itu muncul di ruang konstitusi yang seharusnya menjaga keberagaman sebagai pondasi keindonesiaan.
“Mari kita semua belajar dari kasus tersebut, dengan berusaha lebih memahami makna kebinekaan. Itu bukan semata-semata persoalan penghinaan terhadap bahasa Sunda, melainkan menggangu keberagaman yang selama ini kita jaga bersama,” kata Samsudin dalam keterangannya ,Minggu (23/1).
Bagi Sam Bimbo, kejadian tersebut seakan-akan merobek berbagai program pelestarian dan pengembangan bahasa daerah yang tengah digaungkan oleh beberapa lembaga. Bimbo sendiri di pertengahan Desember 2021 telah meluncurkan lagu bertajuk “Merajut Nusantara”.
Lagu yang dirilis oleh PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia) tersebut menceritakan berbagai keragaman budaya Indonesia, sebagai upaya untuk mendorong penerapan warisan nilai-nilai budaya di era sekarang.
“Sementara kita berusaha merajut ragam budaya di nusantara, dia (Arteria Dahlan) malah membuat pernyataan seperti itu. Ini bukan hanya mengusik, tetapi merobek,” kata musikus senior tersebut.
Di tempat terpisah, Ketua Yayasan Kebudayaan Rancagé, Erry Riyana Hardjapamekas mengajak bersama-sama memikirkan lagi berbagai regulasi tentang bahasa daerah.
Ada undang-undang, peraturan, dan konvensi tentang bahasa daerah yang semestinya dijalankan oleh semua pihak, tanpa pandang bulu. Seperti Undang-Undang nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, juga ada Undang-undang nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.
“Di tingkat internasional, ada konvensi UNESCO tentang Hari Bahasa Ibu Internasional. Bahkan tahun ini UNECO mencanangkan Dekade Internasional Bahasa Asli 2022—2032. Semua itu menjadi dasar bahasa-bahasa daerah di Indonesia bukan hanya penting, melainkan harus dihormati dan dikembangkan,” tegas Erry.
Menurut Erry, sejauh ini Yayasan Kebudayaan Rancagé telah menjalankan pelindungan, pengembangan, dan pembinaan bahasa daerah di Indonesia secara berkesinambungan.
Erry menambahkan, selama 34 tahun yayasan Kebudayaan telah memberikan anugerah kepada pegiat sastra daerah di Indonesia. Ada ratusan buku terbaik berbahasa daerah yang telah kami pilih sejak tahun 1989.”
“Arteria sudah menyampaikan permintaan maaf. Selanjutnya kita serahkan kepada pihak-pihak berwenang bila ada pelanggaran etika atau pelanggaran hukum. Kita lanjutkan segala upaya guna pemajuan kebudayaan daerah Nusantara,” ujar Erry.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Yayasan Budaya Nusantara Digital, Richard Mengko, mengajak semua elemen bangsa bersama-sama memaknai lagi bineka tunggal ika.
“Kalau kita ingin republik ini bersama, bersatu, bineka tunggal ika, tidak akan pernah ada perseteruan begini. Saya tidak mau masuk ke dalam pembahasan salah dan benar. Saya hanya ingin masuk ke dalam bineka tunggal ika,” kata Richard. (KPJ)
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID