Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengikuti rapat percepatan penanggulangan kemiskinan ekstrem yang dipimpin langsung Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Selasa (28/9).
Dalam paparannya, pria yang akrab disapa Gus Halim ini menekankan pentingnya data yang digunakan agar percepatan kemiskinan ekstrem dapat tepat sasaran.
“Terkait dengan data, karena itu sangat penting. Supaya betul-betul tepat sasaran. Misalnya di Bojonegoro, setelah kita lakukan pemutakhiran data berbasis SDGs desa, yang di mana kita sudah fokus betul pada warga miskin ekstrem di desa,” ujar Doktor Honoris Causa dari UNY ini.
Warga desa di Kabupaten Bojonegoro, ungkap Gus Halim, mencapai 1.035.416 jiwa. Untuk jumlah warga miskin ekstrem, pihaknya membagi menjadi dua kategori.
Kategori pertama adalah warga miskin ekstrem yang memiliki hampir seluruh kompleksitas multidimensi kemiskinan.
Yaitu, warga miskin ekstrem yang memiliki ciri lansia, tinggal sendirian, tidak bekerja, difabel, memiliki penyakit kronis/menahun, rumahnya tidak layak huni, dan tidak memiliki fasilitas air bersih dan sanitasi yang memadai.
“Dengan bahasa lain, ini warga miskin ekstrem yang memang betul-betul tidak bisa diberdayakan, hingga negara wajib hadir untuk kelangsungan hidupnya,” jelasnya.
Sementara kategori yang kedua, lanjutnya, warga miskin ekstrem yang masih dimungkinkan dapat melakukan aktualisasi diri untuk bertahan hidup.
Yaitu, warga miskin ekstrem produktif yang berusia 15-64 tahun, tidak memiliki penyakit menahun dan bukan golongan bukan golongan difabel.
“Nah dari dua profil kemiskinan ekstrem ini atau warga miskin ekstrem ini, di kabupaten Bojonegoro dapat kita laporkan yang warga miskin ekstrem 96.837 jiwa, di mana kategori miskin satu itu 14.059 jiwa, untuk kategori dua, 82.778 jiwa,” ungkapnya.
Kemudian, untuk keluarga miskin ekstrem, ada 36.158 keluarga dan berdomisili di 418 desa dari 419 desa. Artinya, bahwa hanya ada satu desa di kabupaten Bojonegoro yang tidak ada warga miskin ekstrem.
Untuk kategori satu, terdapat di 415 desa, sedangkan kategori dua, terdapat di 417 desa. Artinya, 28 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro terdapat warga miskin ekstrem. “Artinya data-data seperti ini memungkinkan untuk ketepatan sasaran seperti yang diharapkan,” jelasnya.
Data-data tersebut, lanjutnya, dimiliki oleh desa by name by adress atau satu nama satu alamat. Oleh karena itu, Gus Halim meminta Bupati dan Kepala Daerah untuk melihat akurasi data yang sudah dikumpulkan sendiri oleh desa melalui relawan desa tersebut. [DIR]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID
You may also like
-
Bahaya Osteoporosis Di Usia Tua Waspada Tulang Rentan Untuk Patah –
-
Bikin Wajah Glowing dr Belle Clinic Hadirkan Laser Oral –
-
Indonesia Syiar Network Gelar Seminar Bareng Ustazah Oki Setiana Dewi –
-
Ibu ibu Muda Tak Percaya Minum Air Galon Guna Ulang Sebabkan Kemandulan –
-
JTE Music Sukses Gelar International Song Camp Pertama Di Indonesia –