Anak usaha PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, PT Properti Tbk merespons kebijakan Bank Indonesia terkait penurunan suku bunga acuan BI 7- Day Reverse Repo Rate (repo rate) menjadi 3,5 persen. Sekaligus Down Payment (DP) Kredit Pemilikan Rumah (KPR) nol persen, dengan merilis produk rumah tapak terbaru di lokasi strategis, yaitu Permata Puri Cibubur.
Seperti diketahui, penurunan bunga BI didukung dengan pelonggaran maksimal 100 persen Loan to Value (LTV) dan Financing to Value (FTV) untuk semua jenis properti, termasuk rumah tapak dan rumah susun.
“Kebijakan BI tentu menjadi dukungan bagi masyarakat karena dapat menikmati DP nol persen untuk pembelian properti. Dari sisi developer, kebijakan ini menjadi salah satu stimulus yang baik untuk meningkatkan penjualan,” jelas Direktur Keuangan PP Properti, Deni Budiman di Jakarta, dalam keterangan resminya, Jumat (26/2).
Bertepatan dengan kebijakan ini, pihaknya meluncurkan rumah tapak terbaru yang didesain khusus oleh Andra Matin. Rumah tapak ini hadir dengan tiga tipe, yaitu Tipe 45 dengan luas tanah 78 m2 , tipe 72 luas tanah 78 m2 dan Tipe 105 dengan luas tanah 90 m2.
Direktur Operasi 2 PP Properti, Arso Anggoro menjelaskan, rumah tapak ini memiliki konsep green and sustainable house. Setiap rumah didesain dengan sirkulasi udara dan penerangan yang baik, sehingga dapat menghemat energi penggunaan AC dan lampu.
Seluruh unit memiliki ciri khas lantai mezzanine yang berfungsi untuk memaksimalkan pemanfaatan ruang, serta dua taman yang terletak di bagian depan dan belakang kavling.
Perseroan telah bekerja sama dengan perbankan untuk memberikan kemudahan dan pilihan cara bayar bagi konsumen, dapat menggunakan cara bayar dengan KPR maupun installment. “Khusus untuk Permata Puri Cibubur, kami hadir dengan harga perdana mulai dari Rp 500 jutaan untuk unit terbatas,” jelasnya.
Permata Puri Cibubur adalah series ke 10 dari produk landed house yang dikembangkan PP Properti. Dan menjadi salah satu produk rumah tapak emiten berkode saham PPRO tersebut yang dirilis di tahun ini. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat terhadap rumah tapak yang kian menanjak, pihaknya juga akan mengembangkan dua lokasi rumah tapak lainnya, yaitu di Semarang dan Bandung. “Total keseluruhan rencana pengembangan luas tapak sekitar 30 hektar,” pungkasnya. [DWI]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID