Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan kembali menyampaikan pidato politik, kemarin. Karena berbarengan dengan wacana reshuffle kabinet, ada yang tega menuding kemunculan Zul kali ini sedang bermanuver agar bisa masuk kabinet Jokowi. Apa iya?
Pidato politik Wakil Ketua MPR ini disampaikan secara langsung melalui kanal YouTube dan Facebook pribadinya. Zul mengklaim, pidato politiknya itu bagian dari menyambut peringatan 23 tahun reformasi.
Dalam video berdurasi sekitar 15 menit itu, besan Amien Rais ini bicara banyak hal. Salah satunya menyoroti harga-harga bahan pangan yang beranjak naik di saat Ramadan ini. “Saya berharap harga-harga pangan dapat dikendalikan oleh pemerintah, sehingga tidak memberatkan masyarakat yang saat ini tengah mengalami kesulitan ekonomi akibat pandemi,” katanya.
Zul juga meminta pemerintah benar-benar melindungi pedagang kecil. Sebab, mereka tengah dirundung kesulitan ekonomi, sehingga harus dibantu.
“Semoga pemerintah berpihak kepada pedagang-pedagang kecil, bukan bandar-bandar besar. Kepada masyarakat kecil, bukan pengusaha-pengusaha besar,” ungkapnya.
Kemudian, Zul juga menyinggung soal maraknya impor pangan. Dia menyayangkan, reformasi yang sudah berjalan hampir 23 tahun, belum berhasil memberikan Indonesia kesejahteraan, terutama kedaulatan pangan.
Menurut Zul, ini merupakan persoalan yang sangat serius. Jika tidak ditangani dengan baik, akan terus menyengsarakan rakyat. “Dalam dua dekade terakhir, sejak reformasi 23 tahun lalu, Indonesia cukup bergantung pada impor beras dari Vietnam, Thailand, Tiongkok, Pakistan, Taiwan, hingga Myanmar,” bebernya.
Banyak lagi yang disampaikan Zul, tapi hanya itu yang menohok pemerintahnya sangat dalam.
Zul tak menyampaikan asal mula kenapa dia menyampaikan pidato politik di saat musim reshuffle ini muncul. Namun, anak buah Zul, Guspardi Gaus memastikan, tidak ada udang di balik batu dalam pidato yang disampaikan bosnya itu.
Menurut Guspardi, pidato ketua umumnya itu merupakan hal yang wajar. Zul hanya mengingatkan agar pemerintah memerhatikan kondisi ekonomi masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Apalagi, saat ini memasuki bulan Ramadan. “Ini murni untuk kesejahteraan masyarakat,” kata politisi PAN ini, saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, kemarin.
Mengenai waktu pidato yang berbarengan dengan isu reshuffle kabinet, Guspardi bilang, hanya kebetulan. Dia menyebut, pidato itu sudah disiapkan jauh-jauh hari. Tidak ada kaitannya dengan reshuffle.
Lagipula, reshuffle kabinet merupakan hak prerogatif Presiden. PAN tidak akan ikut cawe-cawe. “Sepenuhnya ada di tangan Presiden,” ucapnya.
Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing tak percaya begitu saja dengan penjelasan Guspardi. Dia menyebut, semua pernyataan aktor politik memiliki muatan politis. Apalagi diucapkan di tengah hangatnya isu reshuffle kabinet.
Menurutnya, pertanyaan Zul soal impor pangan memberi sinyal kepada pemerintah tentang kesiapannya bergabung di kabinet. Dengan pidato itu, Zul ingin memastikan bahwa candu impor pangan bisa teratasi bila ada kader PAN yang ikut bergabung di kabinet.
“Jadi, kalau ada kader PAN yang bergabung menangani masalah pertanian dan perdagangan, candu terhadap impor pangan bisa diatasi. Begitu kira-kira yang ingin disampaikan,” katanya.
Emrus menduga, pernyataan Zul soal pangan merupakan sinyal bahwa Jokowi sudah memberikan ruang kepada PAN untuk bergabung di bidang pertanian ataupun perdagangan. “Bisa jadi, PAN sudah diberikan kursi di kabinet. Baik di Menteri Pertanian ataupun Menteri Perdagangan,” cetusnya. [QAR]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID