Penjualan Emas Naik, Laba Hartadinata Terdongkrak Rp 171 Miliar –

PT Hartadinata Abadi Tbk (Hartadinata), produsen dan penyedia perhiasan emas terintegrasi Indonesia meraih pertumbuhan penjualan menjadi Rp 4.139 miliar. Jumlah ini meningkat Rp 903 miliar dibanding tahun sebelumnya Rp 3.236 milliar.

Selain itu, Perseroan juga memperoleh laba bersih Rp 171 miliar. Pertumbuhan pendapatan Hartadinata di 2020 didorong tidak hanya oleh kenaikan harga emas. Tetapi juga dikarenakan adanya tambahan penjualan dari produk logam mulia yang diluncurkan Perseroan selama 2020.

Chief Financial Officer Hartadinata Abadi Deny Ong menjelaskan, hasil penjualan kepada pihak wholesaler memberikan kontribusi sebesar 91,3 persen. Dan dari toko milik sendiri serta imbalan waralaba  8,1 persen selain dari itu adanya tambahan pendapatan dari hasil usaha pegadaian 0,6 persen.

Selama 2020, volume penjualan masih didominasi oleh produk perhiasan kadar rendah untuk segmen kelas menengah bawah yang berkontribusi 62,9 persen, sedangkan produk logam mulia memberikan kontribusi 13,4 persen terhadap total produk yang dipasarkan Perseroan.

“Tingginya kontribusi kelas menengah bawah, membuat Perseroan mempertimbangan untuk tetap mempertahankan penetrasi produk dipasar kelas ini,” ujarnya dalam RUPS & public expose secara virtual, Senin (16/8).

 

Sementara itu Chief Executive Officer Hartadinata Abadi Sandra Sunanto mengatakan, 2020 adalah tahun yang sangat menantang bagi para pelaku bisnis, terutama dengan adanya pandemi Covid-19 yang berdampak dahsyat pada perekonomian dunia dan mempengaruhi iklim investasi terutama di Indonesia.

“Meski begitu, kami berhasil mempertahankan kinerja yang cukup baik dengan beberapa langkah strategis yang dilakukan seperti memperkuat kerja sama dengan pihak e-commerce,” jelasnya.

Selain itu pihaknya terus menambah jaringan toko milik perseroan untuk mendukung penetrasi pasar, serta melakukan product and market development dengan memperkuat Divisi Research and Design guna meningkatkan kualitas produk, serta melakukan inovasi produk guna menarik minat masyarakat terhadap investasi emas.

Sepanjang 2020, perseroan telah menambah 21 toko perhiasan emas baru, yang terdiri dari 16 toko Aurum Collection Centre (ACC) baru yang tersebar di wilayah Jawa Barat, Banten dan Jawa Timur, serta 5 toko ACC yang bekerja sama dengan Matahari Department Store di wilayah Jakarta, Depok, Palembang, Bekasi dan Surabaya untuk meningkatkan daya saing dengan memasuki pasar-pasar baru di seluruh kota-kota di Indonesia.

Sandra menambahkan, perseroan juga telah meluncurkan produk Logam Mulia (LM) dengan pecahan kecil yakni 0.1, 0.25, 0.5, 5 dan 10 gram.

Saat ini produk LM dengan pecahan kecil tersebut semakin diminati oleh semua kalangan masyarakat karena dapat dimiliki dengan harga yang terjangkau.

Tidak hanya sebagai alat investasi jangka panjang, LM pun digemari oleh kalangan masyarakat terutama kaum millenial untuk dijadikan sebagai gift seperti hadiah pernikahan, ulang tahun, hari-hari besar dan lain sebagainya.

“Kami melihat hal ini sebagai peluang untuk meluncurkan produk LM pecahan kecil dengan berbagai tema sehingga dapat menarik minat masyarakat,” kata Sandra.

Saat ini Perseroan juga mengembangkan produk EMASKITA yakni Logam Mulia dengan pecahan 0.1 dan 0.25 gr serta KENCANA yang merupakan produk Perhiasan dengan kadar emas 99.9 persen.

Di mana Produk EMASKITA dan KENCANA ini merupakan produk kolaborasi Perseroan dengan ANTAM, melalui anak usaha ANTAM yakni PT Abuki Jaya Stainless Indonesia (AJSI).

“Penguatan integrasi vertikal usaha masih tetap dilakukan melalui kanal penjualan digital e-commerce, yaitu platform hrta.store, Masduit dan Shopee,” jelasnya.

Sementara ini hrta.store ditujukan untuk pelanggan grosir dan retail, sedangkan Masduit dan Shopee ditujukan untuk pengguna akhir. Langkah ini merupakan strategi dalam menjaga keberlangsungan aktivitas usaha Perseroan di tengah pandemi Covid-19.

Perseroan juga kini merambah ke bisnis Gadai melalui pendirian anak Perusahaan yakni PT Gemilang Hartadinata Abadi (GHA) dan telah melebarkan sayap dengan mendirikan beberapa anak usaha GHA yakni PT Gadai Cahaya Dana Abadi (GCDA) di Jawa Barat PT Gadai Terang Abadi Mulia (GTAM) di Jawa Timur.

Selain itu PT Gadai Cahaya Abadi Mulia (GCAM) di Nusa Tenggara Timur, dan PT Gadai Cahaya Terang Abadi (GCTA) di Nusa Tenggara Barat, yang mana masing-masing anak usaha gadai tersebut telah mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sandra menegaskan, adanya anak usaha gadai yang menargetkan konsumen dari segala kalangan ini, adalah merupakan bentuk sinergi yang mendorong peningkatan kinerja di masa datang.

Pembukaan outlet gadai tersebut juga merupakan bagian dari investasi berkelanjutan dan komitmen Hartadinata Abadi dalam mendukung pertumbuhan industri emas dan juga industri finansial di Indonesia. Sampai saat ini GHA telah memiliki 66 outlet gadai di 4 provinsi. [DWI]

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Generated by Feedzy