Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto saat ini memang masih menjadi jawara dalam berbagai survei elektabilitas calon presiden. Meskipun masih berada di posisi teratas, tapi pamor Prabowo dalam setahun terakhir ini, justru mulai menurun. Kalau tidak ekstra waspada, posisi Prabowo bisa terancam oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang elektabilitasnya terus menanjak.
Mulai melorotnya pamor Prabowo bisa dilihat dari hasil survei terbaru yang dilakukan Lembaga peneliti kebijakan dan opini publik, Populi Center. Survei ini digelar 21-29 Maret 2022 di 120 kelurahan, di 34 provinsi di Indonesia. Ada 1.200 responden yang dipilih menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error 2,83 persen, dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Dalam survei tersebut, Populi Center menyodorkan 10 nama kepada responden dalam simulasi tertutup. Hasilnya, Prabowo dan Ganjar menempati posisi teratas dengan hasil imbang sebesar 24 persen.
Di bawah mereka, ada Anies di posisi tiga dengan elektabilitas 12,1 persen, Menparekraf Sandiaga Uno 6,3 persen, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 5 persen.
“Yang belum memutuskan 15,3 persen, jadi masih cukup besar yang belum memutuskan, dan yang menolak menjawab 3,3 persen,” kata Deputi Direktur Eksekutif Populi Center, Rafif Pamenang Imawan merilis surveinya, dalam webinar, kemarin.
Untuk simulasi terbuka, Prabowo berhasil unggul di posisi kedua dengan elektabilitas 13,4 persen. Di posisi pertama dalam simulasi terbuka ini ditempati oleh Presiden Jokowi dengan elektabilitas 15,5 persen. Ganjar berada di posisi ketiga dengan elektabilitas 11,6 persen. Sedangkan Anies di urutan keempat dengan elektabilitas 7,2 persen.
Meski Prabowo masih unggul dari Ganjar dan Anies, survei Populi Center menunjukkan tingkat keterpilihan Menteri Pertahanan itu cenderung menurun. Pada Oktober 2020 lalu, dukungan kepada Prabowo mencapai 15,3 persen, lalu turun menjadi 13,4 persen.
Berbeda dengan elektabilitas yang dimiliki Ganjar dan Anies. Tren dukungan kepada Ganjar meroket berkali-kali lipat dibanding sebelumnya. Dari 2,6 persen pada Oktober 2020 menjadi 11,6 persen di Maret 2022. Sedangkan Anies dari 5,5 persen menjadi 7,2 persen.
Ia menyebutkan, elektabilitas Ganjar menguat dalam satu setengah tahun terakhir. Meskipun posisinya masih di bawah Prabowo. “Soal peta politik, yang kuat ada sosok Prabowo, Ganjar dan Anies cukup kuat di situ bila Presiden Joko Widodo tak ikut serta dalam pemilu. Baik untuk (pertanyaan) yang terbuka dan tertutup,” jelasnya.
Kendati demikian, persaingan antar sesama bakal capres masih terbuka. Pasalnya, masih cukup banyak masyarakat yang belum memutuskan/menolak menjawab dalam pertanyaan terkait elektabilitas capres.
“Masih ada sebesar 41,4 persen masuk kategori tidak tahu atau tidak menjawab,” sebut Rafif.
Sebelumnya, lembaga SMRC dalam survei terbarunya juga menemukan hasil yang sama. Prabowo yang selama ini menempati ranking pertama, dalam survei SMRC justru berhasil disalip Ganjar. Dalam pertanyaan semi terbuka itu, diketahui posisi 3 besar masih milik Prabowo, Ganjar dan Anies. Namun, urutan ranking sudah mulai berganti. Posisi pertama, kini ditempati Ganjar dengan elektabilitas sebesar 18,1 persen.
Ganjar unggul tipis dari Prabowo yang memperoleh 17,6 persen. Sedangkan di posisi ketiga tetap ditempati Anies dengan elektabilitas sebesar 14,4 persen. Mereka yang belum menentukan pilihan ada 13,7 persen.
Kenapa elektabilitas Prabowo menurun? Peneliti SMRC, Sirojudin menjelaskan, 97 persen publik sudah mengenal atau tahu Prabowo. Namun, hal tersebut tidak diikuti dengan sikap suka oleh pemilih. Ketum Gerindra itu hanya disukai 73 persen dari yang mengenalnya. Berbeda dengan Ganjar. Tingkat pengenalannya baru 69 persen. Namun, disukai 87 persen.
“Kuantitas dan kualitas popularitas masing-masing tokoh berimplikasi terhadap elektabilitas mereka,” jelasnya.
Tak cuma Populi Center, gejala penurunan elektabilitas Prabowo juga sudah sejak lama tercium oleh lembaga survei Indikator Politik Indonesia (IPI). Peneliti IPI, Bawono Kumoro mengatakan, terus menurunnya elektabilitas Prabowo sangat bertolak belakang dengan tingkat popularitasnya yang cukup tinggi. [SAR]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID