Setelah tak lagi menjabat sebagai menteri, Susi Pudjiastuti menjadi sangat cerewet. Apa saja yang terjadi di pemerintahan, dikometarinya. Yang terbaru, dia mengomentari soal rencana pemerintah mengimpor 3 juta ton garam.
Sejak masih menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi memang dikenal rajin mencuit di Twitter. Followersnya juga banyak. Sampai sekarang, sudah mencapai 2,4 juta.
Kebiasaan mencuit ini terus berlanjut sampai sekarang, ketika dia tidak menjadi menteri lagi. Namun, sekarang komentarnya bermacam-macam. Tidak melulu soal “menenggelamkan kapal pencuri ikan”. Kini, Susi bisa mengomentari masalah demokrasi, masalah korupsi, sampai impor beras. Dalam komentarnya itu, dia tak segan “nyentil” Presiden Jokowi, yang merupakan mantan bosnya.
Yang teranyar, Susi mengkritik rencana pemerintah mengimpor garam sebanyak 3 juta ton. Menurut dia, kalau pasokan berlebih, harga garam di tingkat petani akan hancur.
Susi mengaku tidak alergi impor garam. Namun, tidak boleh lebih dari 1,7 juta ton. “Kalau lebih harga garam petani kita akan hancur,” kicaunya lewat akun twitter @susipudjiastuti, kemarin.
Dalam cuitan berikutnya, Susi menjelaskan, bila impor tidak lebih dari 1,7 juta ton, harga di petani bisa terjaga. Antara Rp 1.500 hingga Rp 2.500 per kilogram. Sama seperti tahun 2015 sampai awal 2018. “Sayang dulu 2018 kewenangan KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) mengatur neraca garam dicabut oleh PP (Peraturan Pemerintah) 9,” kicaunya.
Ia pun meminta Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk membantu menghentikan impor garam. “Garam tidak boleh lebih dari 1,7 juta ton dan beras tidak usah impor. Please Ibu .. you are the one can make it happen,” kicaunya, sambil menyisipkan ikon emosi memohon.
Cuitan Susi itu pun diserbu warganet. Ada yang menilai wanita kelahiran Pangandaran 56 tahun silam itu, sebagai mantan yang cerewet. Sebab, setelah tidak menjadi menteri, sikapnya berubah menjadi rajin mengkritik pemerintah.
Akun @maulana1967 menyarankan Susi agar tidak hanya asyik komentar di Twitter. Kata dia, lebih baik hubungi Jokowi dan ngomong langsung. “Kok di Twitter Bu? Nggak telepon langsung aja? Memang sudah nggak nyimpen lagi ya nomornya Pak Jokowi, Bu. Kan dulu 5 tahun. Ibu pasti sering teleponan sama Pak Jokowi,” cuitnya.
Sedangkan akun @MangAddang menyebut, percuma saja Susi rajin nge-tweet. Karena belum tentu cuitan Susi dibaca Jokowi.
“Bu @susipudjiastuti yakin tuitnya bakal dibaca Pak Presiden? Mending Ibu datangin. Ibu kan sudah kenalan sama Bapak. Bapak baik lho, Bu, untuk petani kita,” sambarnya.
Ada juga yang nanya, unggahan Susi diarahkan ke siapa. “Maaf, Bu. Untuk kebijakan impor beras, sebetulnya otoritas siapa ya? Artinya, tanggung jawab kementerian yang mana? Tugas Menteri Pertanian?” tanya @1Masewa.
Ada juga netizen yang justru suudzon dengan cuitan Susi. Menurut akun @Sapasari_, unggahan itu berbau politis. “Apa mungkin ini siasat politik,” cetusnya, tanpa memberi keterangan lebih rinci. [BCG/MEN]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID