Wali Kota Solo terpilih, Gibran Rakabuming Raka menolak disebut berambisi mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta. Putra sulung Presiden Jokowi ini mengaku ingin fokus menata Kota Solo terlebih dahulu, alih-alih kembali berkompetisi di Pilkada.
“Saya tidak akan ke mana-mana.Saya akan fokus di Solo dulu. Di Solo saja belum dilantik, kok sudah mikir Jakarta,” ujar Gibran usai menghadiri peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di Monumen Pers Nasional, Solo, kemarin.
Saat ini, Gibran masih menunggu surat resmi dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait pelantikannya bersama Teguh Prakosa. Diharapkan, surat akan keluar pada bulan ini.
“Saya tunggu kabar Mendagri. Info terbaru pelantikan akan dilakukan akhir Februari ini,” ungkap suami Selvi Ananda ini.
Sembari menunggu jadwal pelantikan, Gibran mengaku akan mengisi aktivitas dengan kegiatan-kegiatan kemanusiaan. Seperti yang dilakukan pada Senin (8/2) lalu, dengan membagikan sembako pada warga yang melakukan isolasi mandiri, dan warga terdampak banjir di Kota Solo.
Sebelumnya, politikus PDIP Ruhut Sitompul mengatakan, setelah sukses memimpin Kota Solo, Gibran berpeluang maju pada pencalonan Gubernur DKI Jakarta pada 2022 atau 2024. Di berujar, hal itu, setelah Gibran dilantik sebagai Wali Kota Solo dan bekerja dengan baik untuk warga Solo, serta memenuhi janji-janji kampanyenya pada periode pertama.
“Sukses terusssssss MERDEKA,” cuit Ruhut, melalui akun Twitter pribadinya @ruhutsitompul.
Di tempat terpisah, Direktur Indo Strategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam mengakui, pendapat bahwa Gibran adalah lawan cocok untuk Anies Baswedan bisa saja benar. Alasan utamanya, karena pendiri perusahaan kuliner martabak Markobar ini lekat dengan nama mantan Gubernur DKI Jakarta yang saat ini menjadi Presiden, Jokowi.
“Itu sebabnya, penantang yang sepadan boleh jadi antara lain, Gibran,” ujarnya.
Sementara pakar Hukum Tata Negara, Prof Refly Harun menilai, dari sisi pengalaman, Gibran bukan tandingan politik Anies Baswedan. Dari pengalaman tata kelola pemerintahan, Anies jauh berpengalaman, begitupun juga latar belakang pendidikan, Anies berbeda jauh dengan Gibran.
“Gibran bukan tandingan sepadan dengan Anies, kalau kita lihat dari pengalamannya, mampun pendidikan dan kemampuan,” ucap Refly dikutip dari kanal YouTube-nya, kemarin.
Tapi Refly mengakui, pertarungan antara Gibran dan Anies bisa saja terjadi di Pilkada DKI Jakarta. Alasannya, karena Gibran merupakan putra Presiden Jokowi, orang nomor satu di Indonesia. “Apapun bisa terjadi. Terutama misalnya partai koalisi (pemerintahan Jokowi) diborong semuanya untuk mendukung Gibran secara jor-joran,” pungkasnya. [SSL]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID