Neraca Dagang Surplus Rp 67 Triliun Mendag: Ekspor Agustus Cetak Rekor –

Kisi-kisi ekspor yang ungkapkan Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi beberapa hari lalu benar membanggakan. Bagaimana tidak? Neraca perdagangan Agustus surplus 4,74 miliar dolar AS dan ekspornya mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Detailnya, surplus neraca perdagangan Indonesia tembus 4,74 miliar dolar AS atau sekitar Rp 67 triliun. Capaian itu ditopang ekspor bulanan yang mencapai 21,42 miliar dolar AS atau setara Rp 304 triliun.

“Ini juga merupakan rekor tertinggi selama ini,” ungkap Lutfi dalam konferensi pers Kinerja Perdagangan Agustus 2021, Jumat (17/9).

Kinerja ekspor yang fantastis ini ditopang peningkatan produk manufaktur dan komoditas utama. Terlebih, tren harga komoditas sedang meningkat. Begitu juga dengan impor di sejumlah negara mitra dagang Indonesia.

Kata Lutfi, peningkatan ekspor produk manufaktur ditunjukkan oleh pertumbuhan ekspor bulanan dari produk keras (HS48) sebesar 19,61 persen. Produk kimia (HS38) sebesar 17,10 persen. Kendaraan bermotor juga mengalami peningkatan (HS87) sebesar 16,16 persen.

Sementara ekspor komoditas utama Indonesia antara lain bersumber dari crude palm oil (HS 15) sebesar 61,60 persen, produk timah (HS 80) 56,29 persen, dan bijih logam (HS 26) 40,99 persen.

Selain itu, magnitude penguatan ekspor komoditas semakin besar sejalan dengan tren harga komoditas yang tumbuh sangat baik pada Agustus 2021. Seperti CPO naik 55,8 persen (YoY) dan timah naik 72,7 persen.

Dari sisi demand, terjadi peningkatan impor di negara mitra dagang Indonesia pada Agustus 2021. Sebut saja China yang impornya tumbuh 33,1 persen, India impornya tumbuh 51,5 persen, dan Vietnam tumbuh 21,0 persen YoY.

Lutfi menyimpulkan keseluruhan ekspor dan impor periode Januari-Agustus 2021 yang tumbuh signifikan mendukung target pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021.

“Pada periode Januari-Agustus 2021, ekspor dan impor Indonesia sama-sama mencatatkan pertumbuhan signifikan. Masing-masing sebesar 37,7 persen YoY dan 33,36 persen YoY,” terangnya.

Dikatakan Lutfi, penguatan ekspor dan impor merupakan salah satu indikasi penting pemulihan perdagangan seiring dengan pengendalian pandemi dan program vaksinasi massal di Indonesia. [MEN]

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Generated by Feedzy