Anggota Komisi VI DPR, Amin Ak, menyambut baik rencana Menteri BUMN Erick Thohir yang ingin perusahaan pelat merah memiliki peternakan sapi di Belgia untuk memenuhi kebutuhan pasokan daging sapi dalam negeri.
“Dengan menunjuk BUMN dalam menjalankan strategi tersebut, memang terdapat sejumlah benefit yang bisa didapat oleh negara,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (20/4).
Menurut dia, keuntungan yang dimaksud yakni, BUMN dapat memenuhi sebagian kekurangan pasokan daging dalam negeri. Dan, sebagian keuntungan dari transaksi bisnis ini bisa masuk ke Kas Negara.
Selain itu, mengurangi ketergantungan impor daging yang selama ini sebagian besar dilakukan oleh pihak swasta. Serta, BUMN yang ditunjuk bisa menjalankan misi alih kemampuan teknologi peternakan sapi dari negara yang sudah maju industri peternakannya agar bisa diterapkan di dalam negeri.
Menurutnya, kelebihan sistem peternakan sapi di negara maju seperti Belgia dan Australia adalah kemampuan mereka menghasilkan daging sapi yang berkualitas dengan harga yang lebih murah.
“Strategi semacam itu bagus untuk jangka pendek, namun tidak tepat dalam konteks jangka panjang. Pengelolaan peternakan yang efisien harus dikuasai oleh peternak Indonesia agar bisa swasembada daging,” tegasnya.
Menurutnya, dalam waktu beberapa tahun ke depan, secara realita memang cukup sulit untuk memenuhi kebutuhan daging sapi secara mandiri.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), populasi sapi potong pada tahun 2020 mencapai 17,5 juta ekor. Merujuk data Kementerian Pertanian, dari populasi tersebut, hanya sekitar 25 persen saja yang siap potong.
Dengan kualitas sapi lokal saat ini, sambung dia, ternyata jumlah tersebut hanya mampu memasok sekitar 400 ribu ton daging. Sementara kebutuhan daging sapi nasional mencapai 700 ribu ton, maka dibutuhkan tambahan 1,7 juta ekor sapi siap potong setiap tahun.
“Sebagai solusi jangka pendek, rencana Menteri Erick cukup realistis,” tuturnya.
Karenanya, anggota DPR dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mendesak pemerintah membuat road map pemenuhan daging sapi nasional dengan cara swasembada. Di mana, kementerian terkait juga harus duduk bersama dan bersinergi agar roadmap tersebut bisa berjalan dengan baik.
Ia menambahkan, yang harus dilakukan adalah menyiapkan lokasi dan lahan yang tepat dan mencukupi untuk pengembangan peternakan dengan konsep food estate. Contohnya di Australia, sapi tumbuh di hamparan padang rumput yang luas sehingga biaya produksinya jauh lebih efisien.
Dengan kebutuhan daging sekitar 700 ribu ton, maka dibutuhkan minimal 5 juta ekor sapi siap potong dengan kualitas tinggi. “Jadi, untuk jangka panjang ada empat hal yang harus disiapkan untuk mencapai swasembada daging yaitu lahan peternakan yang cukup, bibit unggul, sistem peternakan yang efisien, juga sistem logistik atau distribusi yang efisien,” pungkasnya. [IMA]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID
You may also like
-
Amanda Manopo Keseret Gosip Cerai Arya Anne –
-
Meriahkan HUT Ke 50 RI Korsel GBK Pecah Fans K Pop Berbatik Heboh Nonton SMTOWN Live 2023 –
-
Dinar Candy Selingkuhan Pria Beristri –
-
Bernostalgia Fryda Lucyana Hadirkan S gala Rasa Cinta Di Digital Platform –
-
Suga BTS Jalani Wamil Di Layanan Publik BigHit Minta Fans Nggak Ngerecokin –