Harimau mati tinggalkan belang, gajah mati tinggalkan gading, manusia mati tinggalkan nama. Jika banyak kebaikan yang ditanam semasa hidup, namanya akan harum.
Mantan Menteri Pendidikan Nasional Yahya Muhaimin yang meninggal dunia pada Rabu (9/2), misalnya. Kebaikan dan kemurahan hatinya, akan dikenang selalu oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Betapa tidak. Saat melanjutkan pendidikan di Illinois, Amerika Serikat, Anies mengaku banyak dibantu Yahya, yang kala itu menjabat Atase Pendidikan di Washington DC.
Yahya yang iba melihat Anies keluar duit sewa rumah di apartemen dekat kampus University of Maryland, menawarkan tempat tinggal gratis di lantai atas kediamannya.
“Anies, daripada kamu sendirian, bayar sewa, udah pindah aja ke sini, di atas ada kamar. Selalu kosong kok,” begitu kata Yahya via telepon, seperti dikisahkan Anies melalui media sosialnya, Kamis (10/2).
Pembicaraan via telepon itu diterima Anies pada pagi hari, saat ia sedang menulis makalah.
“Beberapa kali, beliau mengulang. Sampai akhirnya, saya pindah dan tinggal di lantai atas rumahnya di kawasan elit di Bethesda, Maryland,” kenang Anies.
“Setelah tinggal di rumahnya, kami diskusi hampir tiap malam. Sampai lulus program Master. Saat akan meninggalkan Washington pun, berangkatnya dari rumah Pak Yahya. Belajar banyak dari seorang cendikiawan yang amat baik hati itu,” imbuh Anies.
Hingga suatu sore, setibanya di apartement sepulang dari kampus, Anies melihat sebuah amplop di kotak surat. Tertulis nama pengirimnya, Yahya Muhaimin.
Saat dibuka, hanya berisi selembar uang 100 dolar AS, yang dimasukkan dalam lipatan kertas HVS polos putih. Tidak ada tulisan apa pun. Hanya selembar uang.
“Saat itu saya sudah mahasiswa program doktor di Illinois. Sudah pindah dari rumah beliau yang di Maryland. Jaraknya lebih dari 1.100 km,” tutur Anies.
Ia pun langsung masuk apartemen, dan menelepon Yahya.
Beliau tertawa sambil bilang, “Saya kemarin ingat kamu, mungkin kamu lagi susah ya. Kuliah doktor itu berat apalagi kalau udah ada anak, selalu kekurangan biaya. Dulu waktu saya kuliah, juga gitu”.
Duit sebanyak itu tak cuma sekali diterima Anies. Tetapi berkali-kali.
“Tiap beberapa waktu, beliau selalu kirim amplop tanpa kata, berisi selembar uang 100 dolar. Bagi kami yang beasiswanya sangat pas-pasan, uang itu terasa luar biasa bernilai,” papar Anies.
April 2021, Anies mampir ke rumah Yahya di Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah.
Saat itu, Anies mendengar kabar bahwa beliau sedang kurang sehat.
“Kami ngobrol, cerita banyak hal. Fisiknya memang telah lebih lemah. Tapi pancaran wajahnya tetap terang, wajah jernih seorang cendikiawan yang amat-amat alim. Kemarin, beliau berpulang. Allah panggil pulang seorang yang amat mulia hatinya, amat teduh akhlaknya. Pribadi yang amat dalam komitmennya untuk memajukan umat,” ucap Anies.
“Beliau memang dosen di UGM di Jogja. Tapi selama itu pula, beliau selalu berkiprah memajukan pendidikan di kampung halamannya di Bumiayu. Kami yakin, InsyaAllah, Allahyarham Pak Yahya dimuliakan di sisiNya. Dialirkan tanpa henti pahala padanya lewat ilmu dan amal jariyahnya yang luar biasa banyaknya… Kami semua adalah saksinya. Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu,” pungkasnya. [HES]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID
About The Author
You may also like
Lestarikan Budaya KADIIFA Gelar Pemilihan Putra Putri Tenun dan Songket Indonesia 2024 –
Gaet Marsha Aruan ISWHITE Luncurkan AHA BHA PHA BodyBooster Exfoliating –
Pentingnya Website Bagi Bisnis untuk Kesuksesan Online –
Usung Breathable Technology Amaterasun Luncurkan UV Skin Tint –
Bangun Kehadiran Online dengan Jasa Pembuatan Website dan Domain ID di DomaiNesia –