Dua warga korban tanah longsor di Desa Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur ditemukan meninggal dunia, saat pencarian oleh petugas pada Minggu (14/2) malam.
“Korban semalam itu yang ditemukan empat. Dua orang masih hidup dan dua orang meninggal dunia tertimbun tanah longsor,” kata Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Nganjuk, Aris Trio Effendi di Nganjuk, Senin (15/2/2021).
Ia menjelaskan, jumlah warga yang dilaporkan hilang saat musibah tanah longsor pada Minggu malam terus dalam pendataan. Jika sebelumnya dilaporkan ada 23 orang, Tagana Nganjuk justru mendapatkan laporan 20 orang. Namun, data ini terus diperbarui.
Dengan data 20 orang tersebut, dan berhasil ditemukan empat orang, Aris mengatakan, saat ini petugas masih mencari sisanya sebanyak 16 orang. Petugas mencari menggunakan alat berat. “Sebanyak 16 orang masih belum ketemu,” katanya.
Ia mengungkapkan, di lokasi itu sebenarnya sudah terjadi patahan dari sisa tanah longsor tahun-tahun sebelumnya. Lokasi itu di areal perbukitan dan banyak rumah penduduk.
Hujan deras melanda Kabupaten Nganjuk pada Minggu (14/2/2021) mulai siang hingga malam, menyebabkan banjir besar di areal wilayah kota, serta tanah longsor di Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk tersebut.
Akibat tanah longsor itu, ada sekitar 13 unit rumah warga rusak terkena tanah longsor. Kerusakannya ada yang cukup parah, termasuk hanya tinggal setengah rumah yang kondisinya masih bagus. “Informasi sementara, total dari gambaran yang terkena itu kurang lebih 13 rumah tertimbun. Ada yang rusak setengahnya saja,” katanya.
Untuk jumlah warga yang mengungsi, ia mengatakan juga naik turun. Saat ini terdata 160 orang mengungsi, karena rumah mereka rusak akibat tanah longsor. Sementara untuk yang dirawat petugas medis ada 14 orang.
Hingga kini, petugas masih mencari korban yang diduga tertimbun tanah longsor. Selain dari Tagana Nganjuk, juga dari TNI, serta para relawan lainnya. [RSM]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID