Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirimkan tim guna mendukung BPBD Kabupaten Bogor memetakan wilayah terdampak tanah longsor di Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, pada Minggu (12/9).
Dua hari sebelumnya dua rumah warga di wilayah itu mengalami rusak berat akibat material longsor. Longsor susulan masih berpotensi terjadi di wilayah yang berada pada ketinggian tersebut.
BNPB melalui Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan segera menurunkan personel setelah mendapatkan informasi tanah longsor dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB.
Saat ini, personel pemetaan cepat kawasan terdampak telah melakukan foto udara dengan memanfaatkan drone pada Minggu pagi (12/9). Pemotretan melalui drone sempat terkendala cuaca pada pagi hingga siang tadi.
“Untuk situasi di lapangan memang mendung dan berkabut, kami menunggu dari pagi juga tapi sinar mataharinya tetap sama,” ujar Ardiyan Rizqi Ananda yang berada di sekitar lokasi terdampak, Minggu (12/9).
Salah satu pekerja tambang mengatakan, sebelum longsor utama yang terjadi pada Jumat (10/9) lalu, pukul 16.00 WIB, beberapa kali longsor kecil terjadi di lokasi tersebut.
Sedangkan informasi warga setempat, getaran kerap dirasakan pada permukaan tanah di sekitar lokasi pembangunan saat proses pendirian beton pancang.
Lokasi longsoran merupakan wilayah dengan batuan dasar berupa perlapisan batuan lempung dengan batuan pasir yang telah mengalami pengikisan.
Adanya retakan tanah di sekitar pemukiman warga akibat longsor yang terjadi meningkatkan potensi risiko longsor susulan jika tidak ada langkah-langkah antisipasi.
Informasi dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor menyebutkan longsoran awal sudah terjadi pada 3 Agustus 2021 lalu namun material longsor tidak sampai ke pemukiman warga.
Selain dukungan pemetaan, BNPB mengerahkan mobil komunikasi ‘Komob’ untuk mendukung jaringan komunikasi radio dan internet untuk BPBD setempat.
Hal tersebut mempermudah koordinasi dan transfer data kepada Pusdalops atau pun pemangku kepentingan lain. Saat komob tiba di lokasi, personel BNPB sempat melatihkan penggunaan fasilitas komob kepada petugas BPBD.
Kehadiran komob di lapangan membuat alur komunikasi antara petugas di lapangan dengan pusat kendali operasi menjadi lebih baik.
Laporan situasi di lapangan juga bisa dilakukan secara live dan alur pengiriman data pemetaan cepat juga bisa dilakukan dengan lebih baik.
Pusdatinkom BNPB mengupayakan kehadiran komob ini dalam setiap kejadian bencana untuk mengantisipasi kendala komunikasi yang bisa terjadi di lapangan di saat jaringan internet atau sinyal komunikasi umum terganggu.
Berdasarkan analisis peringatan dini gerakan tanah dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada September 2021, Kecamatan Rumpin termasuk wilayah dengan potensi menengah hingga tinggi, serta berpotensi banjir bandang.
Sejumlah kecamatan lain di kabupaten ini berada pada kategori menengah hingga tinggi untuk gerakan tanah.
BNPB menghimbau agar pemerintah daerah bersama pengelola usaha pertambangan dapat segera melakukan langkah-langkah kesiapsiagaan, untuk menjamin keselamatan masyarakat selama musim hujan yang berada di kawasan yang masih berpotensi longsor.[SRI]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID