Lewat Kerja Sama IMT-GT, Pembangunan Ekonomi Kawasan Terus Ditingkatkan –

Kerja sama Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) dalam beberapa tahun terakhir telah menghasilkan banyak perkembangan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di kawasan. Selain secara nasional, hasil implementasi dari program-program IMT-GT diharapkan dapat dirasakan juga daerah-daerah di masing-masing negara, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi.

Pada tahun ini, Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) IMT-GT telah diadakan di Phuket, Thailand, 15-16 September 2022. Pertemuan tersebut diawali dengan Retreat (Kamis, 15/9) dan Plenary (Jumat, 16/09). Delegasi Indonesia dipimpin Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita yang mewakili Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, selaku Signing Minister Indonesia. Selain itu, juga dihadiri Menteri Keuangan Thailand Arkhom Termpittayapaisith dan Menteri di Jabatan Perdana Menteri (Ekonomi) Malaysia Dato’ Sri Mustapa Bin Mohamed.

Dalam pertemuan tersebut, para menteri berdiskusi secara mendalam tentang kemajuan implementasi program Kerja Sama Sub-Kawasan IMT-GT serta arah kerja sama ke depan untuk mendukung pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah. Program IMT-GT antara lain berhubungan dengan perkembangan pariwisata dan perdagangan, meningkatkan investasi, serta mengatasi pengangguran setelah masa pandemi Covid-19. Termasuk juga Proyek Konektivitas Prioritas (PCPs) yang merupakan proyek-proyek prioritas untuk mendukung konektivitas antar wilayah dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Proyek-proyek ini meliputi jalan, pelabuhan, bandara maupun Information and Communication Technology (ICT).

Untuk menjamin keberlanjutan dan keterhubungan antar wilayah dalam kerja sama IMT-GT, dilakukan dengan pendekatan koridor ekonomi. “Ke depan, proyek-proyek yang ada dalam kerja sama akan diarahkan untuk mendukung poin-poin dalam koridor ekonomi yang ada. Saat ini, terdapat 5 Koridor Ekonomi yang menghubungkan poin-poin utama antar daerah di ketiga negara, dan sudah diusulkan penambahan 1 koridor baru yang akan difokuskan melalui keterhubungan laut,” jelas Airlangga, beberapa waktu lalu.

Pada sesi Plenary, para menteri sepakat untuk mengesahkan beberapa kesepakatan, yaitu Dokumen Cetak Biru IMT-GT 2022-2026, Pelaksanaan peringatan 30 tahun Kerja Sama IMTGT di 2023, dan IMT-GT Visit Year 2023-2025.

Para menteri juga menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) on IMT-GT Rubber Cities and Rubber Industry Cooperation demi memperkuat kerja sama di industri karet. Penandatangan dilakukan pejabat setingkat eselon 1 yaitu Dirjen Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian, Chief Executive of the Northern Corridor Implementation Authority Malaysia, dan Governor of the Rubber Authority of Thailand.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi pencapaian, pertumbuhan, dan kemajuan pelaksanaan proyek-proyek yang tercakup dalam kerja sama IMT-GT. Khususnya di sektor prioritas seperti pertanian, pariwisata, produk halal, perdagangan dan investasi, serta transformasi digital dan lingkungan.

Secara khusus, Agus menyampaikan jika IMT-GT harus dapat fokus pada lima. Pertama, ketahanan pangan dan energi dalam kawasan. Kedua, transformasi teknologi digital, khususnya untuk mendorong UMKM digital, literasi digital, dan keterampilan digital. Ketiga, konektivitas, terutama memerhatikan harga tiket pesawat dan biaya logistik selama masa pemulihan, untuk memastikan terjangkaunya biaya mobilitas masyarakat. Keempat, Kawasan Ekonomi Khusus, khususnya untuk membangun integrasi nilai tambah antar KEK, sebagai bagian dari upaya untuk mempertimbangkan kembali aglomerasi di dalam kawasan. Kelima, implementasi Revolusi Industri 4.0, sebagai transformasi di tingkat industri yang berkembang pesat.

Di samping itu, para menteri juga menyambut baik India sebagai mitra kerja sama IMT-GT yang baru, dan memberi arahan agar pemangku kepentingan dalam IMT-GT dapat memanfaatkan keberadaan mitra ini dengan sebaik-baiknya. Agus menyatakan, negara yang tergabung dalam IMT-GT harus terus berupaya merespon dan mengatasi tantangan dan ketidakpastian yang timbul dari pandemi Covid-19, mengingat hal itu masih akan menghadang di masa depan.

“Saya ingin menekankan pentingnya peningkatan kolaborasi di antara semua pemangku kepentingan dan mitra IMT-GT, termasuk IMT-GT Chief Ministers and Governors’ Forum, IMTGT Joint Business Council, University Network, Asian Development Bank, dan Sekretariat ASEAN,” tutur Agus.

Agus melanjutkan, kolaborasi yang erat dengan semua pemangku kepentingan terutama dengan sektor swasta dan universitas sangat penting untuk mewujudkan proyek-proyek yang bersifat low-hanging fruits. Proyek tersebut akan menciptakan lebih banyak lapangan kerja serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.■

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *