Konvensi Capres NasDem Terbuka Untuk Siapa Pun –

Rencana Partai NasDem menggelar Konvensi Capres 2022 mendapat beragam tanggapan. Banyak yang mengapresiasi, banyak juga yang nyinyir. Beberapa kalangan curiga, langkah partai besutan Surya Palon ini hanya untuk memberikan panggung ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, yang akan turun di 2022. Sebagian lagi menganggap, rencana ini hanya akal-akalan untuk mendongkrak elektabilitas NasDem.

Benarkah demikian? Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali menampik. Dia menegaskan, konvensi di partainya bukan untuk satu orang. Konvensi capres NasDem terbuka untuk siapa saja. Anies boleh, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) boleh, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa boleh, bahkan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang merupakan kader PDIP, juga boleh ikut.

“Siapa pun yang punya keinginan (ikut pilpres) kami bukakan pintu. Anies boleh, Emil boleh, Ganjar boleh, Khofifah juga boleh. Siapa pun boleh ikut,” kata Ali, saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, tadi malam. 

Ketua Fraksi Partai NasDem DPR itu, lalu memaparkan alasan partainya menggelar konvensi, dan berbagai usaha untuk membentuk koalisi parpol di 2024. Tak lupa, ia juga bicara kedekatan Surya Paloh dengan Anies, Emil, Khofifah dan berbagai tokoh lainnya. Berikut wawancara lengkapnya. 

Apa tujuan NasDem menggelar konvensi capres?
Konvensi ini bukan cara baru. Golkar pada 2004 pernah melakukannya. Ketum kami, Pak Surya Paloh, yang saat itu sebagai Ketua Dewan Penasihat Golkar, ikut membidani lahirnya konvensi tersebut. Sekarang pun, beliau yang mempunyai inisiatif menggelar konvensi untuk memberi kesempatan kepada siapa pun ikut dalam kontestasi pilpres. 

Kenapa harus dengan konvensi? 
Kami sadar betul, di luar sana begitu banyak tokoh yang punya potensi, integritas, gagasan, dan lainnya untuk diberi kesempatan dalam kontestasi pilpres. Perlu diingat, parpol itu bukan milik ketum partai. Beruntung, NasDem punya seorang ketua umum yang sudah selesai dengan dirinya. Jadi, tidak menjadikan partai untuk kepentingan diri atau keluarganya. Tapi, didedikasikan sepenuhnya untuk rakyat. Termasuk dalam mencari pemimpin. 

Pemilu kan ajang untuk mencari pemimpin negeri ini. Kami tak ingin sok tahu dengan memilihkan pemimpin untuk rakyat. Biar rakyat dan masyarakat sendiri yang memilih pemimpin seperti apa yang mereka inginkan.  

Pada 2014 Demokrat menggelar konvensi. Namun, pemenangnya malah dicuekin. NasDem bagaimana?
Dalam gelaran ini, diperlukan kejujuran untuk kepentingan bangsa yang lebih besar. Kita tidak mau berpura-pura menggelar konvensi. Karena itu, syarat kami menggelar konvensi capres adalah mendapat dukungan dengan terbentuk koalisi. Dengan begitu syarat mengusung capres terpenuhi. 

Apa yang akan dilakukan NasDem untuk memastikan pemenang konvensi benar-benar diusung dalam pilpres? 
Saat ini kami sedang menjajaki dan mengajak beberapa parpol agar ikut bergabung dalam koalisi. Jadi, sebelum konvensi digelar nanti, koalisi parpol yang memenuhi ambang batas pencalonan presiden sudah bisa terpenuhi. Nantinya, koalisi parpol sudah punya keputusan, capres yang akan diusung adalah pemenang konvensi. 

 

Sejauh ini, respons sejumlah parpol tampaknya kurang berminat dengan konvensi. Yakin koalisi akan terbentuk? 
Kami punya harapan, metode yang digulirkan ini mendapat dukungan. Dengan begitu, koalisi bisa memenuhi syarat untuk mengusung capres. Kami optimis berhasil. Hari ini ada beberapa parpol yang intens melakukan komunikasi. Kami tidak khawatir (dengan respons sejumlah parpol saat ini). Karena kami juga tentu tidak mengharapkan semua parpol akan ikut metode kami. Kami sadar semua partai punya metodologi sendiri dalam mencari pemimpin. 

Kapan tepatnya konvensi digelar dan seperti apa mekanismenya? 
Saat ini sedang dirumuskan dengan parpol koalisi. Kami sedang melakukan komunikasi. Jadi, begitu konvensi digelar, sudah ada penandatanganan koalisi yang intinya, siapa pun pemenang koalisi akan diusung jadi capres. Insya Allah tahun 2022 sudah bisa digelar. 

Sudah ada bayangan akan berkoalisi dengan parpol apa? 
Metode ini terbuka bagi semua parpol. Baik yang ada di koalisi pemerintah maupun yang ada di kubu oposisi. Termasuk dengan Demokrat dan Golkar. 

Pada intinya kan membangun kesepahaman politik. Pada waktunya nanti, kita akan buka ke publik. Kami meyakini betul akan ada koalisi yang terbentuk. 

Kapan target koalisi terbentuk?
Akhir tahun ini semestinya sudah ada. Bisa jadi dengan Gerinda atau dengan Golkar. Politik kan tentang kesepahaman dulu.Kalau ada yang menanggapi dan tidak sejalan, itu hak parpol. Kita hargai. Tapi tolong juga hargai apa yang kami kerjakan. 

Siapa tokoh yang ingin dibidik NasDem untuk mengikuti konvensi? 
Konvensi ini kan kontestasi terbuka. Siapa pun yang berkeinginan (ikut pilpres) kita akan bukakan pintu. Bukan hanya kader dan non kader. Tokoh berlatar belakang polisi, TNI, dan lain-lain, silakan ikut. Siapa pun. Kita nanti bersama yang akan menilai. 

Ada yang mencurigai konvensi ini untuk memberikan panggung ke Anies. Betul?
Ini panggung untuk semua orang. Bukan hanya untuk Anies. Ngapain kita menipu diri kita. Kalau ingin Anies, langsung saja memilih Anies dengan otoritas yang ada. 

Ajang ini terbuka untuk siapa pun. Emil, Khofifah, dan Ganjar. Pak Prabowo sekali pun (boleh). Kita tidak akan membatasi orang dengan latar belakang atau agama. Sudah ada kerelaan dari ketum untuk menyerahkan pemilihan capres lewat konvensi. Sistem konvensi ini untuk kepentingan rakyat. Harapannya, masyarakat menjadi lebih adem dalam mencari pemimpinnya. Juga diharapkan pemimpin yang lahir sendiri dari masyarakat. 

Surya Paloh kan dipersepsikan dekat dengan Anies? 
Kedekatan Ketum dengan Anies sebenarnya biasa saja. Hubungan NasDem dengan Anies pun sama seperti dengan kepala daerah lain. Perlu diingat, dalam Pilkada DKI 2017, kami bukan partai pendukung Anies. Kedatangan Anies dalam Kongres NasDem 2019 rasanya pun biasa saja. Karena Anies berkunjung sebagai gubernur. Setelah itu, tidak pernah ketemu lagi. Ketum (Paloh) sebenarnya dekat dengan banyak tokoh. Jika dibandingkan pertemuan dengan Anies, Ketum lebih sering bertemu dengan Emil dan Khofifah. 

Mungkin karena selama ini NasDem sering membela Anies? 
Sebenarnya, NasDem hanya berlaku adil. Kadang kala ada hal yang keliru, kami kritik. Kalau ada yang menurut kami benar, kami berikan apresiasi. Penilaian itu bukan atas dasar kebencian. Semua tokoh itu sama derajatnya. Jadi, sekali lagi, tidak benar kalau konvensi hanya untuk orang tertentu. [BCG]

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Generated by Feedzy