Kewalahan Tangani Covid-19 Bahaya, Nyaris Semua Tenaga Kesehatan Merasakan Kecemasan –

Beban Tenaga Kesehatan sungguh berat dalam pandemi Covid-19. Selain fisik, mereka juga mengalami masalah psikologis, yakni kecemasan. Please, bantuin tenaga kesehatan kita yuk, dengan menerapkan protokol kesehatan.

Bidang Perlindungan Tenaga Kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, dr Mariya Mubarika membeberkan, berdasarkan data Januari 2020-Januari 2021, 95 persen tenaga kesehatan mengalami kecemasan. Tidak hanya di Indonesia, tapi di berbagai negara.

“Data yang kami kumpulkan menunjukkan sangat jelas, hampir 95 persen tenaga kesehatan mengalami kecemasan, takut tertular,” ujar Mariya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Kebanyakan, tingkat kecemasan para tenaga kesehatan itu sudah masuk dalam kategori sedang dan berat. Mariya mengukur kecemasan tenaga kesehatan dari pengakuan mereka ketika bermimpi. Kecemasan dipicu seringnya mereka menangani pasien Covid-19. Ini bermula dari stres, di mana kadar sitokinnya tinggi.Hal ini dinilai membahayakan para tenaga kesehatan.

“Ketika mereka yang sangat stres ini terpapar, itu cepat sekali masuk ke fase sedang, kemudian berat. Banyak yang masuk ke gawat hingga tidak tertolong,” paparnya.

Kecemasan ini utamanya terjadi pada awal pandemi Covid-19, Maret 2020 lalu. Para tenaga kesehatan ini bingung, menghadapi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kini, kondisinya sudah lebih baik. Para tenaga kesehatan bisa dengan jelas menangani apa yang terjadi.

“Tapi memang virus ini cepat sekali bergantinya. Sekarang ternyata kasus-kasus pasien dengan asimtomatik tinggi sekali. Inilah yang menjadi masalah baru dengan mutasinya,” terangnya.

Para tenaga kesehatan yang terkena kecemasan ini di antaranya dokter, perawat, bidan, hingga tenaga kesehatan dari laboratorium dan radiologi. “Ini sangat berdampak sekali dalam pelayanan kesehatan,” imbuh Mariya.

Khusus dokter, dokter gigi menjadi salah satu yang paling cemas tertular Corona. Sebab, ketika semua tenaga kesehatan mengimbau pasien harus memakai masker, dokter gigi justru minta pasien buka masker. “Maka banyak yang tidak praktik ya,” tandasnya.

Terpisah, Koordinator Rumah Sakit Daerah (RSD) Covid-19 Wisma Atlet, Mayjen Tugas Ratmono mengungkapkan, pihak rumah sakit berupaya membuat para petugas kesehatan yang bekerja di sana nyaman. “Sejauh ini persiapan dan pengadaan lancar dan sesuai standar Kementerian Kesehatan,” terangnya.

Para tenaga kesehatan dibuat lebih relaksasi melalui kerja shift yang sudah diterapkan. “Kami harapkan ini betul-betul bisa mengurangi beban mereka. Kami berusaha agar mereka mendapat kenyamanan,” ucapnya. [JAR]

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *