Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menilai, Idul Adha harus dijadikan momentum untuk melempar jauh perilaku koruptif dan menyembelih sifat serta tabiat tamak yang ada dalam diri setiap manusia.
Menurutnya, masyarakat Indonesia mestinya meneladani sifat keluarga Nabi Ibrahim. Teladan yang diberikan keluarga Nabi Ibrahim, adalah solusi dari permasalahan besar bangsa ini, yaitu laten korupsi serta perilaku koruptif.
“Negeri ini butuh anak-anak bangsa yang memiliki keberanian luar biasa layaknya seorang Ismail, kerelaan dan keikhlasan sejatinya Siti Hajar, keteguhan segenap hati serta jiwa ayah bernama Ibrahim, dalam perang badar melawan korupsi yang telah menggurita di negeri ini,” ujar Firli, lewat pesan singkat, Selasa (20/7).
Dalam perspektif sejarah Islam, lanjut Firli, sebuah riwayat hadis bahkan menyebut, Rasulullah Muhammad SAW enggan menyalati jenazah seseorang yang melakukan penggelapan harta.
Setelah ditelusuri, ternyata sahabat yang gugur tersebut masih menyimpan manik-manik hasil rampasan perang yang belum dibagikan, yang nilainya sekitar dua dirham.
“Hanya karena menggelapkan ghanimah senilai dua dirham, Nabi SAW menunjukkan ekspresi kebencian yang terang. Bagaimana dengan yang korupsi lebih besar dari itu?” tutur mantan Kabaharkam Polri itu.
Meskipun demikian, Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk menyalati jenazah almarhum sebelum dikebumikan.
“Dengan meneladani kisah Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS, juga Rasulullah Muhammad SAW, esensi dan makna Idul Adha serta menjaga Akhlakqul Karimah Antikorupsi, mari kita rayakan Idul Adha, Hari Raya Kurban dengan sederhana,” ajak Jenderal Polisi bintang tiga ini.
Firli juga mengingatkan masyarakat agar beribadah bersama keluarga di rumah saja, mengingat kondisi saat ini tengah dalam masa pandemi Covid-19. “Tetap meriahkan lebaran dengan bersilaturahmi ke sanak famili, keluarga, teman, sahabat melalui tatap muka via online,” imbau Firli. [OKT]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID