Kemenkes Singapura Deteksi 1 Kasus Monkeypox, Keluhan Awal Pusing Dan Demam –

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Singapura mengkonfirmasi satu kasus impor monkeypox, yang melibatkan seorang pramugara berkewarganegaraan Inggris, berusia 42 tahun, Selasa (21/6).

Kemenkes Singapura mengungkap, pria tersebut berada di Negeri Singa pada 15-17 Juni. Pada 19 Juni, pramugara itu datang dan pergi di hari yang sama.

Dia mengeluhkan sakit kepala pada 14 Juni, disusul demam dua hari setelahnya. Setelah gejala tersebut hilang, muncul ruam kulit pada 19 Juni.

Malamnya, dia konsultasi via telemedicine, dan keesokan harinya dirujuk ke Pusat Nasional Penyakit Menular (NCID) untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kemudian, pada 20 Juni, pramugara itu dinyatakan positif monkeypox.

Saat ini, dia dirawat di Pusat Nasional Penyakit Menular (NCID). Kondisinya, stabil.

“Kami terus berupaya melakukan penelusuran kontak. Pelacakan kontak sedang berlangsung untuk penerbangan yang mungkin terdampak. Serta kontak lainnya, selama pasien tersebut tinggal di Singapura,” kata Kemenkes Singapura, seperti dikutip Channel News Asia, Selasa (21/6).

Selama di Singapura, pramugara tersebut menghabiskan sebagian besar waktunya di kamar hotel. Selain itu, dia juga mengunjungi tempat pijat, dan makan di tiga tempat makan pada 16 Juni.

Risiko Penularan

Secara umum, risiko penularan kepada pengunjung di lokasi-lokasi yang pernah dikunjungi pramugara asal Inggris itu terbilang rendah. Karena data menunjukkan, cacar monyet menular melalui kontak fisik yang dekat, atau kontak yang berlangsung lama. 

Lokasi-lokasi tersebut kini sedang menjalani pembersihan dan disinfeksi.

Pada 21 Juni, 13 kontak dekat telah diidentifikasi. Semuanya akan ditempatkan di karantina selama 21 hari, sejak kontak terakhir mereka dengan kasus tersebut.

Dua kontak berisiko rendah dipantau ketat melalui telepon selama 21 hari, untuk memantau timbulnya gejala.

Jika dicurigai terinfeksi, akan segera disampaikan ke NCID untuk evaluasi lebih lanjut, dan wajib menjalani isolasi untuk mencegah penularan lebih lanjut.

Monkeypox adalah penyakit virus yang disebabkan oleh infeksi virus. Orang yang terinfeksi biasanya akan mengalami demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, kedinginan, lesu, dan ruam kulit.

Penyakit ini biasanya akan sembuh sendiri. Mayoritas pasien pulih dalam 2-3 minggu.

Namun, dalam beberapa kasus, virus dapat menyebabkan komplikasi serius. Terutama pada kelompok rentan seperti anak kecil, wanita hamil, atau individu dengan gangguan sistem kekebalan tubuh.

 

Penularan Monkeypox umumnya dapat terjadi melalui paparan droplet atau kontak fisik langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi dari individu yang terinfeksi. Serta bahan yang terkontaminasi. Dengan masa inkubasi berkisar antara 5-21 hari.

Mereka yang terinfeksi, dapat menularkan penyakitnya sejak awal demam sampai lesi kulit berkeropeng.

Mengingat situasi global yang berkembang, Kemenkes Singapura menyarankan warganya, terutama pelancong, untuk menjaga kewaspadaan dan mengambil tindakan pencegahan sebagai berikut:

1. Pertahankan standar kebersihan pribadi yang tinggi, termasuk sering mencuci tangan setelah dari toilet, atau ketika tangan kotor.

2. Hindari kontak langsung dengan lesi kulit dari orang atau hewan yang hidup atau mati, serta benda-benda yang mungkin telah terkontaminasi dengan cairan infeksius. Seperti pakaian kotor atau linen yang digunakan oleh orang yang terinfeksi.

3. Hindari kontak dengan hewan liar yang dapat menjadi sarang virus. Jangan konsumsi daging hewan liar.

4. Cari pertolongan medis segera, jika mengembangkan gejala penyakit yang mengarah ke cacar monyet. Seperti demam tinggi yang tiba-tiba, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam kulit. 

Beri tahu dokter, bila ada riwayat perjalanan terakhir. ■

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Generated by Feedzy