Kalau Nggak Enak Badan, Jangan Paksakan Naik KRL –

Sejumlah penyesuaian terus dilakukan di tengah tren menurunnya kasus Covid-19 di Indonesia. Salah satunya, penumpang kereta listrik atau KRL kini sudah bisa duduk tanpa jaga jarak.

Akun @pandemictalks mengungkap beberapa aturan baru yang dikeluarkan oleh KRL Commuter per 9 Maret 2022. Seperti, kapasitas penumpang meningkat menjadi 60 persen dari sebelumnya 45 persen, dan balita sudah boleh naik KRL didampingi orang tua.

“Berdesak-desakan di ruang tertutup dalam jangka waktu lama, adalah momen favorit virus Corona. Apa kabar Protokol Ventilasi-Durasi-Jarak? Tuhan, tolong jaga kami semua,” ujar @pandemictalks.

Akun @CommuterLine mengajak penumpang KRL tetap menjalankan protokol kesehatan (prokes) meski kapasitas naik dan duduk tanpa jaga jarak. Kata dia, jaga jarak saat kita duduk dan berdiri di kereta serta di stasiun penting untuk dilakukan. “Demi menjaga kesehatan kita bersama,” katanya.

“Sekarang sudah tidak ada tanda buat jaga jarak di bangku KRL. Meski tidak ada lagi tanda, tetap menjaga jarak di KRL,” ujar @zoelfick.

“Penumpang tetap harus patuhi marka untuk berdiri, serta protokol kesehatannya ya,” pinta @AboutTNG.

Akun @annepurba mengungkap alasan kenapa KRL belum menerapkan kapasitas 100 persen. Kapasitas KRL masih 60 persen agar #commuters tetap bisa jaga jarak aman.

“Marka duduk dilepas agar yang duduk bisa lebih banyak, tetapi upayakan tidak bersentuhan. Jaga kesehatan,” tuturnya.

Akun @ruthseresibarani khawatir aturan baru ini justru menjadi klaster baru penyebaran Covid-19. Pasalnya, banyak orang di kereta yang nantinya akan mengabaikan protokol kesehatan.

“Sebelum ini juga sudah banyak yang tidak menjaga jarak saat berdiri. Masih banyak yang belum sadar diri untuk jaga kesehatan,” katanya.

 

Menurut @tony.portrait, mau tidak mau situasinya akan seperti sekarang dengan tanpa marka. Semuanya, balik lagi ke penumpang. Kalau memang sakit atau tidak fit, jangan paksakan naik KRL. Terlebih, jika bergejala Covid-19.

“Stok masker yang banyak, tetap prokes, minum vitamin, terapkan pola hidup sehat,” sarannya.

Akun @kartikamysr menilai, aturan baru naik KRL terburu-buru karena kasus Covid-19 belum sepenuhnya melandai. Peraturan ketat saja masih banyak masyarakat yang ngeyel dan seenaknya.

“Apalagi dilonggarkan begini. Terlalu cepat berdamai dengan Covid-19,” ungkapnya.

Akun @ibujepret parno naik KRL. Kemarin-kemarin, dia tenang naik KRL karena disiplin prokes di KRL top banget. Dia menyesalkan kebijakan baru perjalanan dengan.

“Jadi waswas ya,” timpal @helenna_na.

Akun @ntteki mengingatkan netizen bahwa pandemi belum usai. Prokes harus terus diterapkan meski ada peraturan baru di KRL terkait kapasitas dan jaga jarak.

“Sebaiknya ya tetap di rumah kalau nggak ada keperluan penting,” tuturnya.

Akun @chachabunn juga mengingatkan para #commuters untuk tetap memakai masker ketika naik KRL.

Bahkan, @agilatul setuju peraturan tidak boleh ngobrol, dan ngomong di telepon masih dilarang. “Biar nggak droplet,” tambah @agilatul.

Akun @rstndvdpmbd2015 meyakini, penghapusan jaga jarak di KRL berdasarkan penelitian, kajian matang, dan saran dari IDI(Ikatan Dokter Indonesia) dan WHO (World Health Organization). Dia tidak mempermasalahkan aturan tersebut karena memang sudah waktunya diterapkan.

“Bau-bau endemi mulai tercium nih. KRL sudah nggak usah jaga jarak, perjalanan domestik naik pesawat dan kereta nggak usah pakai tes tes segala, pertandingan olahraga boleh ada penonton,” tutur @arifkifr. [ASI]

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Generated by Feedzy