Berbagai persiapan dilakukan menjelang pelaksanaan KTT G20 yang akan digelar pada 15-16 November, di Nusa Dua, Bali. Di sektor keamanan, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono mengaktifkan mode perang atau siap tempur. Mode ini dinyalakan sebagai pesan kepada dunia agar jangan coba-coba mengganggu acara G20.
TNI yang menjadi ujung tombak dan penanggung jawab keamanan KTT G20 terus mematangkan secara detail aspek pengamanan konferensi tersebut agar berjalan aman dan lancar. Untuk keamanan acara ini, TNI telah mendirikan sejumlah Posko Satuan Tugas.
Kemarin, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa berkeliling meninjau sejumlah Posko tersebut. Posko yang ditinjau adalah Posko Satgas Kogabpadpam, Satgas Komlek (Komunikasi dan Elektronika), Satgas Penerangan, Satgas Udara, serta Satgas Bandara dan Satgas Pelabuhan.
Usai melakukan peninjauan, jenderal bintang empat ini, tampak puas. Dalam keterangan persnya, Andika menegaskan, kesiapannya untuk menyukseskan KTT G20 di Bali. Kata dia, untuk pengamanan acara ini TNI menerjunkan 14 ribu personel. Sisanya berasal dari Polri dan institusi lainnya. Semuanya berada di bawah komando Panglima TNI.
Sebelumnya, Andika mengajak seluruh dunia bahu-membahu untuk bertumbuh lebih kuat. Sebab, G20 merepresentasikan lebih dari 60 persen populasi bumi, 75 persen perdagangan global, dan 80 persen PDB dunia.
“Kita harus mampu menunjukkan pada dunia bahwa kepemimpinan Indonesia di G20 bisa menghasilkan aksi dan solusi yang konkret, agar krisis dunia tidak berlanjut dan membangun dunia yang lebih mampu menghadapi tantangan-tantangan ke depan. Oleh karena itu, TNI harus bersinergi dan bahu-membahu untuk mensukseskan pelaksanaan G20,” jelas Andika.
Sehari sebelumnya, KSAL Laksamana Yudo Margono memimpin apel gelar pasukan dan alutsista di Dermaga Madura, Koarmada 2 Surabaya. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka pengamanan laut 12 mil teritorial di kawasan Nusa Dua, Bali.
Yudo mengatakan, pengamanan KTT G20 masuk kriteria siap tempur. Hal ini karena tamu yang hadir merupakan para pemimpin negara. TNI memiliki beberapa kriteria tentang pasukan pengamanan, yakni siap tempur, siap operasi, dan tidak siap. Siap operasi, berarti prajurit hanya siap untuk penegakan kedaulatan hukum. Sedangkan siap tempur, prajurit pengamanan siap melakukan pertempuran jika diperlukan.
“Tentunya saya perintahkan ini adalah pengamanan untuk siap tempur. Berarti (pasukan) harus siap tempur,” kata Yudo.
Yudo menambahkan, Indonesia memiliki kedaulatan penuh untuk mengamankan para petinggi negara, terlebih pengamanan dilakukan di wilayah teritorial.
Yudo menjelaskan, untuk pengamanan G20, TNI AL mengirimkan 12 KRI dan satu kapal tanker. Selain itu, sebanyak 3.000 personel TNI AL, termasuk pasukan khusus dari Denjaka dan Kopaska siaga di KRI.
Semua KRI yang memiliki helideck, diperintahkan untuk membawa helikopter. KRI yang dilibatkan pun betul-betul kapal yang siap tempur.
Di tempat terpisah, Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono mengingatkan kepada seluruh personel tidak meremehkan pengamanan KTT G20. Kata dia, setiap personel harus bekerja maksimal agar tidak ada celah terjadinya gangguan keamanan.
“Saya berharap seluruh personel diminta bekerja secara maksimal, memahami tugas masing-masing dan tahu cara bertindak yang benar. Ini adalah momen Polri untuk menyukseskan KTT G20 kita berusaha bekerja maksimal agar tidak ada celah dan tidak boleh underestimate sedikit pun dalam pengamanan agenda KTT G20,” kata Gatot dalam keterangan resminya, kemarin.
Gatot menambahkan, Polri menyiapkan teknologi pengenalan wajah yang terdapat di Pusat Komando Polda Bali. Dengan fitur ini, jika ada satu DPO yang dicurigai di tempat tersebut, Polri bisa mengambil langkah-langkah sesuai cara bertindak. Polri juga menyiapkan latihan tactical floor game dan tactical digital game agar rencana pengamanan bisa berjalan lancar.
Kepolisian juga tak melupakan perihal lalu lintas, salah satu caranya akan terus menyosialisasikan masyarakat agar tidak menimbulkan kemacetan bila rombongan VVIP melintas. “Ada edaran, akan kami sosialisasikan sehingga masyarakat bisa memahami ketika rombongan lewat. Ada alternatif jalan yang disiapkan sehingga tidak menimbulkan kemacetan,” ujarnya.
Gatot sebelumnya membuka latihan Pra Operasi Puri Agung 2022 di Gedung Giri Nata Mandala, Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung, Kamis (3/11).
Menurutnya, Polri merupakan institusi yang diamanahkan turut mendukung keamanan penyelenggaraan KTT G20 secara terkoordinasi dan secara terintegrasi dengan TNI, Paspampres, kementerian atau lembaga dan pemerintahan setempat.
“Indikator keberhasilan penyelenggaraan KTT G20 bukan hanya diukur dari keberhasilannya, tetapi juga dinilai dari sisi keamanannya, dan keamanan inilah merupakan bagian dari tugas Polri,” kata Gatot.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan, Para pemimpin negara-negara G20 akan hadir di Konferensi Tingkat Tinggi ke-17 G20 di Bali pada 15 hingga 16 November mendatang. Setidaknya, sudah 17 pemimpin negara yang telah menyatakan kesediaan untuk hadir. Tiga lainnya masih ditunggu konfirmasinya.
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID