Prediksi banyak kalangan bahwa intensitas hujan di ibukota akan meningkat pada bulan ini, tidak meleset. Memasuki Februari, baik siang dan malam, hujan mengguyur Jakarta. Akibatnya, hal itu menyebabkan banjir dan genangan di sejumlah titik.
Pantauan Rakyat Merdeka, kemarin pagi, banjir menggenangi sejumlah ruas jalan. Antara lain di Jalan Hibrida, Kelapa Gading, Jakarta Utara (Jakut) dengan genangan sekitar 20 centimeter (cm). Kendaraan roda empat yang melintasi jalan ini memperlambat lajunya untuk menghindari lubang yang tidak terlihat di jalan. Sementara, pemotor melintas di sisi kanan jalan karena genangan lebih dangkal. Lalu lintas pun tersendat.
Genangan juga melanda di ruas Jalan RE Martadinata. Genangan cukup parah terjadi di dekat Terminal Transjakarta Tanjung Priok. Jalanan ini memang langganan banjir saat hujan turun.
Bergeser ke Jakarta Barat, genangan terjadi di Jalan Peternakan 2, Cengkareng, setinggi 20-30 cm. Banjir juga terlihat di Jalan Jelambar Baru Raya. Ketinggian air mencapai 25 cm. Di titik ini, jalanan tidak bisa dilalui, khususnya oleh sepeda motor.
Kemudian, genangan juga terjadi di Jalan Lingkungan III, Tegal Alur, Kalideres. Selain itu, di Jalan Rawa Buaya, Jembatan Baru, dari arah Cengkareng menuju Bojong.
Untuk mengurangi genangan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sudah membangun kolam olakan di sejumlah titik. Kolam olakan itu untuk menampung air hujan sementara dari jalan raya, yang kemudian akan dialirkan ke sungai hingga laut.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria berharap, kolam olakan menjadi langkah konkret dalam mengatasi banjir di Jakarta.
“Ada 11 olakan yang kita buat nanti akan disalurkan ke sungai dan diteruskan ke laut,” katanya.
Setiap kolam olakan memiliki panjang 33 meter, lebar 2,5 meter dan kedalaman 1,5 meter. Kolam olakan ini selain dapat mengatasi genangan, di sekitarnya juga dapat dimanfaatkan menjadi taman.
Selain membuat kolam olakan air, Pemprov DKI melakukan berbagai upaya pengendalian banjir, salah satunya kegiatan Gerebek Lumpur. Program ini dilakukan untuk meningkatkan daya tampung sungai, waduk, situ atau embung dengan melakukan pengerukan sedimen lumpur secara massal.
“Ke depan kami akan tingkatkan lagi, dari sehari 8 jam menjadi 16 jam. Mudah-mudah dengan demikian kita bisa memiliki kemampuan daya tampung lebih tinggi,” ujar Politisi Gerindra ini.
Pemprov DKI Jakarta juga melakukan terobosan baru, membuat sodetan kali/sungai. Sodetan ini bisa mengatur keluar masuknya air, agar tidak menggenangi sebuah tempat atau pemukiman penduduk.
“Jadi itu beberapa upaya yang berbeda dari sebelumnya. Di samping upaya lainnya yang sudah dilakukan, seperti, normalisasi, naturalisasi, menyiapkan pompa stationer dan pompa mobile,” ungkapnya.
Siagakan 470 Pompa
Pemprov DKI Jakarta menyiapkan 470 unit pompa stasioner yang tersebar di 178 lokasi dengan kapasitas bervariasi telah disiagakan. Mengutip akun YouTube resmi Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik DKI Jakarta, total pompa yang disiagakan di Jakarta Barat sebanyak 132 unit, tersebar di 46 lokasi. Kemudian, Jakarta Utara 126 unit pompa, yang tersebar di 48 lokasi. Jakarta Selatan terdapat 86 pompa, yang tersebar di 40 lokasi, Jakarta Pusat sebanyak 87 unit, yang tersebar di 23 lokasi, dan, Jakarta Timur sebanyak 39 unit, yang tersebar di 21 lokasi.
Pelaksana harian (Plh) Walikota Administrasi Jakarta Pusat Irwandi telah meninjau Rumah Pompa Rajawali Selatan dan Industri di wilayah Gunung Sahari, Sawah Besar.
Irwandi mengklaim, keberadaan Rumah Pompa Industri dan Rumah Pompa Rajawali Selatan mampu mengatasi genangan di Jalan Gunung Sahari. Nanti, pihaknya akan mengevaluasi saat hujan besar di kawasan Jalan Gunung Sahari.
Berdasarkan standar Key Performance Indicator (KPI) penanganan banjir, paparnya, tidak boleh ada genangan di wilayah Jakpus lebih dari enam jam, tidak boleh ada korban jiwa, serta tidak boleh ada genangan jalur-jalur prioritas nasional.
Selain itu, Irwandi mengaku, sudah mengarahkan agar kecamatan, kelurahan, serta Sudin Sosial menyiapkan lokasi pengungsian sesuai dengan protokol kesehatan.
Kasudin Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Pusat, Saiful menerangkan, pompa berkapasitas 1.000 liter per-detik ini mampu menjangkau pemukiman di sekitar Jalan Gunung Sahari, serta sisi Barat, dan Timur.
“Saat ini kita juga sedang uji coba. Hujan besar beberapa hari lalu, pompa ini langsung difungsikan. Alhamdulillah tidak ada genangan di sini. Kita akan cek nanti saat hujan turun, mudah-mudahan tidak dapat kiriman dari Sungai Ciliwung,” tutupnya. [FAQ]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID