Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono, menyampaikan beberapa fakta tentang gempa Fukushima, Jepang, Sabtu (13/2) kemarin.
Salah satu yang membuatnya takjub, dampak kerusakan akibat gempa berkekuatan magnitudo 7,1 ini tidak besar. Soalnya, kata Daryono, Jepang sudah menerapkan disain bangunan anti gempa.
“Cukup menakjubkan, dampak gempa magnitudo 7,1 ini hanya menimbulkan kerusakan ringan, karena seluruh bangunan di Jepang saat ini sudah didisain sesuai dengan aturan bangunan tahan gempa yang diberlakukan oleh pemerintah,” ujar Daryono lewat keterangan tertulis, Minggu (14/2).
Selain menimbulkan kerusakan ringan dan listrik padam, gempa ini memicu longsoran, dan menyebabkan 100 orang menderita luka-luka. “Patut disyukuri, tidak ada korban meninggal dalam peristiwa gempa besar ini,” imbuhnya.
Hal ini, kata Daryono, juga tak lepas dari bekerjanya sistem peringatan dini gempa atau earthquake early warning system (EEWS) yang dioperasikan di Negeri Matahari Terbit itu.
“Sistem itu bekerja dengan baik, dengan tujuan untuk mengurangi risiko gempa, baik untuk evakuasi dan respon instrumen,” puji Daryono.
Gempa magnitudo 7,1 tadi malam, disebut Daryono, masih merupakan rangkaian gempa susulan (aftershocks) dari gempa berkekuatan magnitudo 9,0 yang memicu tsunami dahsyat dan menelan korban jiwa lebih dari 18 ribu orang pada 11 Maret 2011, di wilayah tersebut.
Karena itu, gempa tadi malam mendapat julukan “gempa ulang tahun ke-10” peristiwa 11 Maret 2011 itu. “Gempa ini ibarat menuntaskan urusan yang belum selesai secara keseluruhan saat peristiwa gempa besar pada tahun 2011,” ucapnya.
Dia memperkirakan, setelah terjadi deformasi yang hebat di zona megathrust pada 11 maret 2011, pada bagian slab lempeng yang menunjam lebih dalam, masih menyimpan medan tegangan yang terakumulasi dan belum rilis. Medan tegangan itu baru dilepaskan dalam bentuk gempa besar tadi malam.
Aftershocks, tutur Daryono, tidak dapat dibatasi secara sempit dalam waktu yang relatif singkat pasca gempa kuat. “Tetapi, proses membangun keseimbangan medan tegangan di zona gempa dapat memakan waktu yang cukup lama,” beber Daryono.
Bedanya dengan gempa 2011, gempa tadi malam tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Sebab, meskipun gempa ini berpusat di laut, tetapi kedalaman hiposenternya mendekati intermediate (menengah), yaitu sekitar 54 km.
“Tapi karena magnitudo gempa yang cukup besar dengan hiposenternya yang relatif dalam, menyebabkan spektrum guncangan kuat yang ditimbulkan melanda wilayah yang luas mencapai Kota Tokyo,” tandasnya. [OKT]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID