<p>Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan kegiatan Gali Ilmu bersama TikTok Indonesia untuk peserta UMKM dan masyarakat umum.</p>
<p>Acara Gali Ilmu yang digelar di Gedung Serbaguna Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat Sabtu (4/3) menghadirkan narasumber yang ahli dibidangnya untuk mengupas tuntas fitur sosial media dan aplikasi yang dapat bermanfaat untuk melakukan pemasaran usaha.</p>
<p>Kegiatan ini meliputi sesi talkshow dan workshop yang diselenggarakan secara hybrid dengan dihadiri oleh lebih dari 400 peserta yang hadir secara luring maupun daring.</p>
<p>Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan Kemenkominfo dan Katadata Insight Center (KIC) pada 2022 lalu yang menunjukkan bahwa kapasitas Literasi Digital masyarakat Indonesia dinilai sebesar 3.54 dari 5.00.</p>
<p>Berdasarkan hal tersebut, tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori “sedang”.</p>
<p>Kemenkominfo berkolaborasi dengan sejumlah komunitas dan kelompok masyarakat untuk meliterasi masyarakat tentang materi yang didasarkan pada 4 pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.</p>
<div style=”page-break-after: always”><span style=”display: none;”> </span></div>
<p>Kegiatan Gali Ilmu dibuka dengan sesi talk show yang diisi oleh Global E-Commerce Business Operation & Acquisition TikTok, Aldo Shurman dan Kreator Konten sekaligus seorang entrepreneur, Tommy Teja.</p>
<p>Aldo menjelaskan bahwa TikTok menduduki peringkat satu sebagai aplikasi yang paling banyak diunduh di seluruh dunia dan di Indonesia, sekaligus menduduki peringkat ke-2 setelah Amerika Serikat.</p>
<p>Hal ini membuat TikTok melihat Asia Tenggara, khususnya Indonesia memiliki potensi pasar yang sangat besar.</p>
<p>Aldo menambahkan bahwa TikTok kini bukan hanya sebagai platform hiburan saja, tetapi sudah menjadi shoppertainment atau media untuk hiburan sekaligus berjualan online.</p>
<p>“Dulu user hanya menggunakan TikTok untuk hiburan saja, kini user sudah bisa berjualan dan berbelanja, sehingga kini TikTok sudah menjadi shoppertainment dan membantu pelaku usaha khususnya UMKM memiliki jangkauan yang lebih luas, ” tambah Aldo dalam keterangan resminya, Rabu (8/3).</p>
<p>Aldo menekankan bahwa kemampuan membuat konten yang baik sangat dibutuhkan untuk mendapatkan perhatian pengguna TikTok yang menjadi target pasar.</p>
<p>“Tipsnya ketika kita bikin konten, maksimalkan di tiga detik pertama. Di situ user memutuskan untuk tetap lanjut lihat konten kita atau engga,” pungkas Aldo.</p>
<p>Kreator Konten sekaligus Pengusaha, Tommy Teja menjelaskan mengenai perbedaan antara TikTok dan marketplace lain sebagai media berjualan online.</p>
<p>“Ketika kita ingin berjualan di TikTok, pastinya lewat video konten yang berbeda dengan marketplace lain Sedangkan kalau di TikTok itu kebalik, orang-orang ngeliat konten dulu baru mereka belanja,” jelas Tommy.</p>
<p>Tommy menambahkan, mengenai tips dalam bagaimana membuat konten menarik di TikTok sebagai media berjualan online.</p>
<p>“Yang paling penting kita harus punya skill content creation untuk membuat konten yang menarik dan orang-orang menonton video kita sampai beres dan tertarik untuk ngeklik keranjang produk yang kita jual,” pungkas Tommy.■</p> . Sumber : Berita Lifestyle, Kuliner, Travel, Kesehatan, Tips
You may also like
-
Indonesia Syiar Network Gelar Seminar Bareng Ustazah Oki Setiana Dewi –
-
Ibu ibu Muda Tak Percaya Minum Air Galon Guna Ulang Sebabkan Kemandulan –
-
JTE Music Sukses Gelar International Song Camp Pertama Di Indonesia –
-
Adinda Thomas Dan Elang El Gibran Jadi Pasangan Di Film Bangsatnya Cinta Pertama –
-
Bidik Pasar Wanita AGRES ID Rilis Gaming For Ladies Corner –