Pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, mengapresiasi langkah Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengalihfungsikan sejumlah fasilitas Kementerian Pertahanan (Kemhan) menjadi rumah sakit (RS) darurat penanganan Covid-19.
“Sejak awal pandemi saya sudah menyarankan mobilisasi sumber daya maupun sarana prasarana nasional sebagai solusi dan antisipasi kebutuhan dalam keadaan darurat,” kata Khairul kepada wartawan, kamis (15/07).
Khairul mengingatkan, persoalan dalam penanganan Covid-19 tidak sekadar ketersediaan infrastruktur saja, tetapi pemenuhan tenaga kesehatan (nakes). Tujuannya agar nakes bisa fokus menangani pasien. Tidak direpotkan lagi persoalan administratif.
Untuk Kemhan, sambung Fahmi, dapat memobilisasi komponen pendukung (komduk) pertahanan nasional.
Peneliti Senior Marapi Consulting and Advisory Beni Sukadis juga mengapresiasi langkah Prabowo mengoptimalkan fasilitas Kemhan untuk menangani pasien Covid-19.
“Pembukaan rumah sakit darurat saya pikir bisa membantu kekurangan tempat tidur atau fasilitas kesehatan yang mengalami tekanan akibat melonjaknya penderita Covid-19. Langkah Kemenhan patut diapresiasi dalam hal ini,” kata Beni.
Senada dengan Fahmi, Beni juga mengingatkan pentingnya penguatan nakes.
Seperti diketahui, Kemhan memfungsikan Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pertahanan (Pusdiklat Jemenhan) dan Pusdiklat Bahasa di Pondok Labu, Jakarta Selatan, menjadi RS satelit bagi RS dr. Suyoto, Bintaro. RS ini dapat dimanfaatkan untuk merawat pasien Covid-19 bergejala sedang. Fasilitas ini akan dilengkapi tenaga kesehatan, seperti dokter umum, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis paru, dan dokter anestesi.
Selain itu, Kemhan juga sedang menyiapkan tiga tempat menjadi RS Darurat. Yakni, Badiklat Kemhan Salemba, Jakarta Pusat, Pusdiklat Bela Negara di Rumpin, Bogor, dan mess stand by force di IPSC Sentul, Bogor.
Untuk penguatan nakes, Kemhan mengerahkan para komduk yang telah memiliki keahlian, seperti dokter umum, perawat, apoteker, pranata lab, radiographer, dan lain-lainnya.
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga berharap, langkah Prabowo diikuti menteri lainnya. “Dalam kondisi seperti ini diperlukan inisiatif yang sama. Hanya dengan begitu, kabinet Jokowi hadir secara nyata membantu penderitaan rakyatnya,” pungkasnya. [SRF]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID