Kalau urusan pidato, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto memang jagonya. Sambil duduk pun, suaranya tetap menggelegar.
Hal itu bisa dilihat saat Prabowo menyampaikan pidato di acara HUT Partai Gerindra ke-13. Pidato Prabowo ini disampaikan secara virtual, Jumat (5/2) lalu, tapi baru diunggah di YouTube Gerindra, kemarin.
Perayaan HUT Gerindra kali ini digelar berbeda dari biasanya. Sebelum-sebelumnya, perayaan digelar di DPP Gerindra, Ragunan, Jakarta. Ratusan kader dan simpatisan biasanya ikut hadir untuk meramaikan dan memeriahkan acara serta mendengarkan arahan Prabowo.
Karena ada pandemi, perayaan kali ini dikemas berbeda. Acara dipusatkan di kediaman Prabowo, di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Prabowo masih tampil memberikan pidato. Hanya saja, tidak berdiri di atas mimbar seperti biasanya. Tapi, duduk di belakang meja menghadap kamera.
Di acara ini, Prabowo tampil dengan kemeja putih lengan panjang dan peci hitam. Ia duduk paling depan. Di belakangnya, berbaris pengurus DPP, seperti Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, Wakil Ketua Umum Fadli Zon, dan lainnya.
Dalam video berdurasi 16 menit itu, Prabowo bicara banyak hal. Mulai dari perjalanan partai, kondisi negeri yang dilanda pandemi, sampai arahan kepada para kader agar ikut serta menyelesaikan pandemi.
Meski sambil duduk, gaya pidato Prabowo masih begitu-begitu saja. Suaranya menghentak-hentak.
Sesekali tangannya mengepal. Di lain kesempatan, telunjuknya mengacung ke atas. Mengingatkan pada gaya pidato Bung Karno. Di beberapa kesempatan, nadanya meninggi, menggelegar.
Prabowo mengingatkan kadernya senantiasa kompak dan bersatu dalam menyelesaikan masalah pandemi. Dia juga mengingatkan kadernya agar tidak memperparah keadaan dengan bikin kegaduhan yang tidak perlu. Kader jangan mudah diadu domba dengan kebencian.
“Saya minta selalu santun, selalu sopan, jangan menghujat, jangan pakai kata-kata kasar, saya ingin partai yang baik, partai yang disenangi rakyat,” ujar Menteri Pertahanan ini.
Eks Danjen Kopassus ini optimis, partainya akan berkembang lebih besar. Karena itu, dia mengingatkan, para kadernya agar tak memelihara kebencian dan dendam.
Prabowo mengatakan, saat ini partainya sudah membangun koalisi nasional yang besar. Ia mengatakan partainya diberi kehormatan, namun di sisi lain juga disorot.
“Kita juga akan ditantang. Karena itu kader partai politik ini harus selalu waspada. Harus selalu eling dan waspada. Ingat tak boleh lupa diri, tak boleh kagetan, tidak boleh besar kepala,” kata dia.
Ia mengingatkan, semakin diberi kepercayaan, Gerindra harus rendah hati. Prabowo pun berpesan agar kadernya mengingat ilmu padi, yakni semakin berisi semakin merunduk. “Rendah hati ciri khas seorang pendekar, bukan rendah diri,” pesannya.
Sampai tadi malam, video tersebut sudah ditonton sebanyak 3.576 kali. Sebanyak 187 pengguna memberikan tanda suka dan 76 lainnya menuliskan komentar. Macam-macam komentarnya. Sebagian mendoakan Prabowo tetah sehat. Ada juga yang memuji gaya pidato Prabowo.
“Pidatonya mantap Pak. Daging semua,” puji pemilik akun Ilyas Faisal. Sementara akun Eling Teguh menanggapi pidato Prabowo dengan dingin. “Sudah tak percaya,” ucapnya. “Salam dari mimbar yang digebrak waktu kampanye di Jogja, Pak,” timpal @joko_prihanto.
Akun @rudyfox99 mengigatkan Prabowo jangan hanya jago berpidato. Dia bilang, Prabowo saat ini punya tugas menjaga kedaulatan negara. Tapi di lapangan tak kelihatan. Dulu saat kampanye pidato berapi-api sampai gebrak meja tak terlihat sekarang. “Pakde Fadli Zon bangunkan beliau,” cuitnya sambil me-mention akun @fadlizon.
Senada disampaikan @herrysurya. Kata dia, Prabowo yang sudah jadi Menhan nggak kelihatan gagahnya seperti pidato waktu nyapres, mending 2024 nggak usah nyapres lagi. “Mending golput,” ujarnya.
Penulis asal Yogyakarta Phutut EA menilai pidato Prabowo yang mengucapkan banyak kata “siap” sebagai gelagat siap menghadapi 2024. “Pak Prabowo sudah siap-siap saja… Yang lain juga mau siap-siap, tapi takut ketahuan. Makanya diam-diam,” ujar @phututea.
Kenapa Prabowo jarang bicara tapi menggelegar saat pidato? Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai, Prabowo memang sengaja tak banyak berbicara. Seperti saat menanggapi kasus korupsi yang melibatkan anak buahnya, Edhy Prabowo, begitu juga soal drone laut China.
Menurut Ujang, Prabowo tidak buka suara dan muncul ke publik karena takut salah langkah. Jika salah langkah, elektabilitas Prabowo bisa tergerus. Apalagi berbagai insiden di atas sedang meniup Prabowo.
“Justru jika dia muncul, bisa saja akan jadi bulan-bulanan netizen dan publik,” kata Ujang. “Tentu berbeda jika Prabowo berpidato. Relatif lebih aman karena sudah dipandu dengan teks,” tukasnya. [BCG]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID