Dikabarkan Jadi Calon Panglima TNI Yudo Tak Mau Berandai-andai –

Siapa calon Panglima TNI pengganti Jenderal Andika Perkasa perlahan mulai terbongkar. Komisi I DPR menyebut KSAL Laksamana Yudo Margono yang ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Panglima. Di tempat terpisah, Yudo mengatakan, siap mengikuti fit and proper test.

Kabar terkait pergantian calon Panglima TNI ini memang sedikit simpang siur. Istana awalnya menyampaikan Surat presiden (surpres) terkait pergantian Panglima TNI akan dikirimkan pada Rabu (23/11) lalu. Kabar pengiriman surat itu disampaikan Mensesneg Pratikno.

Soal ini, Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid sudah mengonfirmasi. Belakangan diketahui surat itu tak jadi dikirim ke DPR.

Sekjen DPR Indra Iskandar lalu mengabarkan, surpres akan dikirimkan pada Senin (28/11), setelah Ketua DPR Puan Maharani pulang dari Kamboja.

Lalu, siapa yang dipilih Jokowi menjadi Panglima TNI selanjutnya? Anggota Komisi I DPR, Dave Laksono mengaku, sudah mendengar kabar Yudo yang ditunjuk sebagai Panglima. Hanya saja, ia tak mau berspekulasi terlalu jauh sampai surpresnya diterima DPR.

Saya nggak mau ngomong terlalu jauh, ternyata (pengiriman) suratnya nanti berubah lagi,” kata Dave, saat dikontak Rakyat Merdeka, tadi malam.

Lalu apa yang akan dilakukan Komisi I DPR? Politisi Golkar ini mengatakan, Komisi I akan bersabar saja dulu sampai surpresnya diterima DPR. Setelah itu prosesnya akan berjalan yaitu pimpinan DPR akan menjadwalkan paripurna. Kemudian diproses oleh Komisi I DPR.

“Nanti Komisi I akan ada kunjungan ke rumah calon panglima tersebut. Lalu nanti kita lakukan fit and proper, lalu hasilnya kita serahkan dan kembalikan ke paripurna,” terang Dave.

Dave bilang, semua kepala staf itu adalah prajurit terbaik di matranya masing-masing. Siapa pun yang dipilih presiden, pastinya pilihan terbaik.

Dave yakin panglima nanti bisa melanjutkan tugas-tugas besar mengingat tanggung jawab seorang panglima begitu tinggi. Selain itu, permasalahan di tubuh TNI sangat besar, baik itu persoalan reformasi di dalam kerja TNI dan alutsistanya. “Itu tugas yang besar. Kami harapkan panglima selanjutnya bisa mengemban tugas itu,” paparnya.

 

Kabar penunjukan Laksamana Yudo sebagai Panglima TNI santer terdengar setelah Yudo bertemu Mensesneg Pratikno di Gedung Utama Sekretariat Negara, Jakarta, Senin (21/11) lalu. Saat dikonfirmasi soal pertemuan itu, Yudo enggan berkomentar terlalu jauh.

“(Tidak mau jawab), pasti akan mengarah ke sana toh,” kata Yudo di Mabes AL, sehari kemudian.

Kemarin, Yudo kembali bicara soal kursi Panglima TNI lagi. Kali ini, jawaban dia lebih panjang. Yudo menyebut dirinya baru saja ditunjuk sebagai calon Panglima. “Kita tunggu saja, masih diajukan kemarin, katanya diajukan kata Mensesneg, kita tunggu saja tahap berikutnya,” kata Yudo, kepada awak media di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, kemarin.

Mengenai penunjukan itu, Yudo mengaku tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi tahap selanjutnya. Dia tengah bersiap untuk menghadapi fit and proper test yang akan dilaksanakan di DPR.

Yudo menjelaskan, tidak ingin terlalu berandai-andai terkait penunjukan dirinya. Apalagi sampai memikirkan program apa yang akan dibuat setelah menjadi Panglima. “Nanti kita sampaikan ke teman-teman media,” ujarnya.

Apa kata pengamat soal penunjukan Yudo? Pengamat Militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan, tiga kepala staf TNI punya peluang menjadi Panglima menggantikan Andika. Namun, dibandingkan dengan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman dan KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo, Yudo dinilai punya peluang paling besar untuk dipilih Presiden Jokowi sebagai Panglima TNI berikutnya. Soalnya belum ada Panglima TNI yang berasal dari lingkungan TNI AL sepanjang 2 periode kepemimpinan Presiden Jokowi.

Jadi, Jokowi kemungkinan besar tak akan melewatkan momentum pengedepanan budaya pergiliran di antara ketiga Matra. “Karena kalau selama masa pemerintahan Presiden Jokowi, TNI AL tidak diberi kesempatan untuk mengisi pos Panglima, ini akan menimbulkan konflik. TNI AL diperlakukan ibarat anak tiri. Ini berpotensi menghadirkan kerawanan bagi soliditas TNI, terlebih stabilitas nasional,” jelasnya.

Warganet ikut mengomentari penunjukan Yudo. @pratman66 mengapresiasi pilihan Istana. “Pilihan yang tepat,” ujarnya.

Sementara, @RGumilangHP mengatakan, Yudo jadi Panglima TNI hanya satu tahun. “Ya masuk usia pensiun tahun depannya. Kaya pak Andika juga cuma setahun,” cuitnya. “Harusnya dari tahun sebelumnya jadi Pangalimanya,” samber @AnwarNaldi. ■

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *