Demi Bisa Mudik Lebaran Warga Ibu Kota Serbu Sentra Vaksin Booster –

Warga Ibu Kota berbondong-bondong melakukan vaksinasi booster demi bisa mudik Lebaran. Dalam kurun waktu empat hari, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencatat 22.435 orang mengakses layanan tersebut.

Sebelumnya hanya ribuan atau maksimal belasan ribu saja yang melakukan vaksinasi booster per hari. Itu artinya, kebijakan Pemerintah mensyaratkan vaksin booster sebagai syarat mudik efektif mendorong warga agar melakukan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Jakarta mencatat, hingga Minggu (27/3) ada 2.243.298 orang penerima vaksinasi booster. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Jakarta, Dwi Oktavia mengatakan, Pemprov juga menggelar vaksinasi keliling untuk memudahkan warga melakukan vaksinasi booster.

“Dengan keliling, kami bisa menjangkau semua kelompok masyarakat,” kata Dwi dalam keterangan tertulisnya, kemarin.

Dwi menerangkan lokasi dan waktu vaksinasi keliling dinamis. Menyesuaikan dengan kesibukan warga. Dinkes bekerja sama dengan pihak ketiga dalam melaksanakan Vaksinasi keliling.

Dwi memastikan layanan vaksinasi booster tetap berjalan saat bulan puasa.

“Mudah-mudahan nanti pas bulan puasa tidak surut minat orang untuk vaksin,” ujarnya.

Dia menuturkan, banyak warga khawatir lemas dan menganggap vaksinasi bisa membatalkan puasa. Untuk itu, agar kegiatan vaksinasi tetap jalan, Dinkes Jakarta akan menyesuaikan waktu vaksinasi booster selama bulan Ramadan.

Menurut dia, sejak perhelatan vaksinasi dosis pertama dan kedua, Pemprov membuka pelayanan pada pagi dan malam hari.

“Kami melihat kebutuhan di masyarakat,” ucap dia.

 

Syamsul adalah salah satu warga yang antusias melakukan booster. Warga Jelambar ini sudah mendaftar vaksinasi dosis ketiga di aplikasi Jaki. Dia mengaku ingin suntik booster agar bisa mudik Lebaran.

“Sebenarnya sih saya nggak terlalu minat untuk suntik booster, toh hanya dosis dua saja sudah aman. Bisa masuk gedung atau area publik,” kata marketing perusahaan swasta itu.

Syamsul bercerita, saat menerima vaksinasi dosis satu dan dua, didorong karena tuntutan pekerjaan.

“Kalau nggak vaksin, saya nggak bisa masuk kerja,” ungkapnya.

Syamsul menegaskan, dirinya sadar dan paham Covid-19 nyata. Makanya dia melakukan vaksinasi.

“Jadi kalau kena, nggak parah gejalanya,” ujarnya.

Syamsul usul Pemprov menggenjot pendaftaran dan proses vaksinasi.

“Kalau bisa sih seperti dosis pertama. Itu mulai dari pengurus Rukun Tetangga sudah ngasih tahu dan mendaftarkan warga untuk vaksinasi,” harapnya.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kewajiban vaksinasi booster sudah melalui pertimbangan matang.

“Mobilitas masyarakat yang massif memungkinkan penularan Covid-19 yang lebih tinggi. Maka dari itu, vaksinasi booster penting untuk membantu mengurangi dampak jika tertular Covid-19,” kata dia.

Berdasarkan hasil survei Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan, Kementerian Perhubungan tentang mudik Lebaran 2022, diketahui potensi masyarakat yang akan mudik berjumlah sekitar 80 juta orang.  [DRS]

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Generated by Feedzy