Sejumlah tokoh dari mulai elite partai hingga kepala daerah memiliki potensi menggantikan Presiden Jokowi di Pilpres 2024. Lalu, siapa calon pemimpin yang layak menggantikan Jokowi?
Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menilai, calon pemimpin yang layak maju di Pilpres 2024 harus berkualitas. Sehingga, calon pemimpin yang menggantikan Jokowi tidak hanya memiliki elektabilitas dan popularitas tinggi.
“Pemimpin bangsa yang kita cari adalah pemimpin berkulitas, bukan pemimpin elektabilitas dan popularitas,” kata Emrus, kepada wartawan Jakarta, Kamis (19/5).
Pemimpin berkualitas yang ada saat ini, kata Emrus, salah satunya Ketua DPR Puan Maharani. Puan layak melanjutkan kepemimpinan Jokowi.
“Kita kaji Puan Maharani. Pertama, dia kader PDIP yang menunjukkan kepemimpinan dan kenyamanan bagi orang disekitarnya, tidak pernah menimbulkan polemik di partai,” kata Emrus.
Kedua, lanjut Emrus, sebagai anggota DPR, selama menjabat tidak ada perilaku komunikasi politik Puan yang menimbulkan kegaduhan.
“(Puan Maharani) dia selalu melakukan tugas-tugasnya dengan baik,” tuturnya.
Ketiga, saat menjabat Ketua Fraksi PDIP, Puan bisa menakhodai fraksinya di DPR dengan baik, sehingga dialektika DPR di bawah kepemimpinan fraksinya terus memperjuangkan politik.
Lalu, kata Emrus, ketika Puan memimpin Kemenko PMK, Kementerian itu bisa berjalan dengan baik.
Kemudian, lanjut Emrus, jabatan yang sedang dipegang saat ini sebagai Ketua DPR, berjalan produktif. Menurutnya, Puan bisa memimpin berbagai kepentingan politik dan fraksi.
“Kita lihat salah satu contoh keberhasilan dia, menggolkan Undang-Undang TPKS. Ini capaian luar biasa, melindungi orang-orang lemah, melindungi kaum perempuan, melindungi anak-anak. Bukankan itu hal substantif kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Emrus.
Emrus menilai, dari poin-poin pandangan atau kritikan yang disampaikan Puan menjadi representasi dari pada rakyat, bukan berpihak kepada pemerintah.
“Banyak orang yang salah menilai Puan. Padahal dia orang yang luar biasa, kenapa orang salah menilai? Karena Puan ini bekerja menimbulkan citra, bukan dia bekerja untuk pencitraan. Puan bekerja menimbulkan citra positif, mengedepankan pekerjaannya yang kemudian dinilai oleh rakyat,” jelas Emrus.
Nah, kata Emrus, hal itu yang kerap menjadi kesalahan sebagian besar publik yang hanya melihat sosok pemimpin dari sebatas elektabilitas.
“Pemimpin yang kita cari adalah pemimpin berkualitas, gagasan, ide dan bekerja secara kualitas. Tidak pemimpin yang sibuk mewacanakan dirinya dan orang lain,” katanya.■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID
You may also like
-
Bidik Pasar Wanita AGRES ID Rilis Gaming For Ladies Corner –
-
Negroni Week Hadir Di Phoenix Gastrobar Eksplorasi Koktail Klasik Sambil Beramal –
-
Tanda Tangan Elektronik Makin Banyak Digunakan di Indonesia Ini Legalitasnya –
-
5 Link Kompres Foto Secara Online Terbaik Dan Cara Mudah Kurangi Ukuran Gambar –
-
5 Link Kompres Foto Terbaik Dan Mudah Tanpa Download Aplikasi –