Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberi persetujuan penyuntikan vaksin Covid-19 buatan Sinovac bagi orang lanjut usia (lansia), yang berusia di atas 60 tahun. Hari ini, penyuntikan vaksin akan dimulai.
Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito mengungkapkan, izin penggunaan atau emergency use authorization (EUA) vaksin Sinovac dikeluarkan karena pertimbangan tingginya angka kematian kelompok lansia akibat Covid-19. “Relatif lebih tinggi, 47,3 persen data terakhir,” ujarnya, dalam konferensi pers virtual, kemarin.
Penny memastikan, sebelum mengeluarkan izin, BPOM sudah memperhatikan sisi keamanan dan efektivitas vaksin terhadap kelompok lansia melalui hasil uji klinis fase I, II dan III yang dilakukan di China dan Brazil. Hasil uji klinis fase I dan II yang dilakukan terhadap 400 orang lansia di China, vaksin efektif memunculkan antibodi terhadap Covid-19 dengan persentase 97,96 persen setelah pemberian dua dosis vaksin dalam kurun waktu 28 hari.
“Keamanan yang dapat ditoleransi dengan baik dengan data keamanan yang dapat ditolerir dengan baik, serta tidak ada efek samping yang serius,” bebernya.
Sementara dari uji klinis fase III yang dilakukan di Brazil terhadap 609 orang lansia, juga didapati, vaksin aman dan tidak mengakibatkan efek samping serius. Efek sampingnya hanya berupa nyeri, mual, demam, bengkak, kemerahan pada kulit, hingga sakit kepala.
Atas perkembangan tersebut, Jumat (5/2) lalu, BPOM mengeluarkan EUA terhadap pemakaian vaksin Coronavac untuk orang di atas 60 tahun, dengan dua dosis dalam kurun waktu 28 hari. “Menjadi keharusan bagi pemerintah untuk memberikan vaksin yang tersedia untuk prioritas diberikan kepada kelompok lansia,” tandasnya.
Pemberian vaksinasi terhadap lansia akan dimulai hari ini. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, vaksinasi Covid-19 bagi lansia akan diprioritaskan bagi tenaga kesehatan yang berusia di atas 60 tahun.
“Kita sudah mengomunikasikan dengan teman-teman Kemenkes di lapangan, besok (hari ini) jam 09.00 akan dilakukan vaksinasi dengan prioritas pertama adalah tenaga kesehatan di atas 60 tahun. Ini kabar baik,” ujar Budi dalam konferensi pers terpisah, kemarin.
Budi menjelaskan, ada sekitar 11.600 nakes berusia di atas 60 tahun. Setelah nakes lansia, barulah vaksin menyasar masyarakat lansia. Sama seperti Penny, Budi menjelaskan, tingginya tingkat kematian lansia menjadi dasar bagi penerbitan EUA terhadap pemakaian vaksin Coronavac untuk orang di atas 60 tahun, dengan dua dosis dalam kurun waktu 28 hari.
Di Indonesia, lansia yang terinfeksi Corona memang hanya 10 persen. Namun, dari 10 persen itu, tingkat kematiannya mencapai 50 persen. “Kalau di luar negeri tahapan penyuntikan setelah tenaga kesehatan adalah orang tua, karena memang risikonya tinggi. Bahkan, ada yang vaksinasinya berbarengan dengan tenaga kesehatan,” beber eks Direktur Utama PT Inalum ini.
Bertambahnya lansia dalam program vaksinasi awal dipastikan tidak menambah total target vaksinasi sebesar 181,5 juta orang. Target vaksinasi itu telah menghitung total penduduk berusia di atas 18 tahun. “Jadi, angka 181,5 juta sudah termasuk di atas 60 tahun,” imbuh Budi.
Tak menutup kemungkinan, vaksin selain Sinovac akan diberikan kepada para lansia. Saat ini, Indonesia masih menunggu kedatangan vaksin AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna. Ketiga vaksin tersebut telah mendapatkan izin penggunaan untuk usia di atas 60 tahun oleh otoritas pengawasan obat di negara asalnya. Meski begitu, BPOM tetap akan melakukan kajian data untuk memberikan EUA bagi ketiga vaksin tersebut.
Terkait hal ini, Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, kementeriannya masih menyusun beberapa skenario vaksinasi bagi para lansia. Salah satu skenario yang dipertimbangkan adalah dengan melakukan home visit (kunjungan langsung ke rumah atau tempat tinggal). Khususnya, bagi para lansia yang tinggal di panti.
Skenario lain, lansia datang langsung ke fasilitas pelayanan kesehatan dengan membawa nomor induk kependudukan. Kemudian, vaksinasi lansia bisa juga menggunakan model vaksinasi massal, seperti yang dilakukan terhadap para tenaga kesehatan di DKI Jakarta pada 4 Februari 2021 di Istora Senayan Jakarta. Skenarioskenario ini masih dalam tahap pembahasan. [JAR]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID