<p>Dalam laporan indeks kualitas udara, seringkali kita mendengar istilah PM2.5 dan PM10. Dua istilah ini penting untuk diketahui, sebelum bicara lebih banyak soal polusi udara. </p>
<p>Mengutip laman Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, PM2.5 adalah singkatan dari Particulate Matter 2.5. </p>
<p>Particulate Matter artinya bahan partikulat, sementara 2.5 adalah ukurannya. Maka PM2.5 dapat dimaknai sebagai partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 µm atau mikrometer.</p>
<p>Pengukuran konsentrasi PM2.5 menggunakan metode penyinaran sinar Beta atau Beta Attenuation Monitoring dengan satuan mikrogram per meter kubik (µm/m3).</p>
<p>BMKG baru memulai melakukan pemantauan PM2.5 sejak tahun 2020.</p>
<p>Beberapa sumber alami yang masuk dalam kategori PM2.5 adalah debu, jelaga, kotoran, garam tertiup angin, spora tumbuhan, serbuk sari hingga asap dari kebakaran hutan.</p>
<p>Selain sumber alami, PM2.5 juga dihasilkan manusia dari ladang, kebakaran, jalan tanah, dan tempat konstruksi.</p>
<p>Dilansir dari <a href=”http://nafas.co.id”>nafas.co.id</a>, disebutkan bahwa banyak partikel tersebut terbentuk di udara sebagai reaksi kompleks yang disebabkan oleh bahan kimia di atmosfer dari sumber seperti pembangkit listrik, pabrik, dan kendaraan bermotor</p>
<p>Lantas apa bedanya dengan PM10?</p>
<p>PM10 adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron. Berbeda dengan PM2.5 yang merupakan partikel halus di udara dengan 2,5 mikron atau lebih kecil dari itu.</p>
<p>Dibanding PM10, ukuran PM2.5 yang jauh lebih kecil, bahkan 28 kali lebih kecil dari ukuran rambut, menjadikannya sangat berbahaya. Karena hidung tidak dapat menyaring partikulat sekecil ini.</p>
<p>Sehingga PM2.5 bisa menembus paru-paru hingga aliran darah dan bisa mengakibatkan terjadinya masalah kesehatan yang cukup serius. </p>
<p>Sejumlah penelitian menyebutkan adanya kaitan antara meningkatnya pasien hingga angka kematian dari penyakit paru dan jantung dipicu oleh partikulat sekecil ini.</p>
<p>Polusi udara saat ini menjadi bahan perbincangan serius, setelah Jakarta dan beberapa wilayah di Indonesia masuk dalam rangking teratas kualitas udara terburuk di dunia, sebagaimana dirilis oleh laman IQAir, sebuah perusahaan teknologi kualitas udara dari Swiss.</p> . Sumber : Berita Lifestyle, Kuliner, Travel, Kesehatan, Tips
You may also like
-
Indonesia Syiar Network Gelar Seminar Bareng Ustazah Oki Setiana Dewi –
-
Ibu ibu Muda Tak Percaya Minum Air Galon Guna Ulang Sebabkan Kemandulan –
-
JTE Music Sukses Gelar International Song Camp Pertama Di Indonesia –
-
Adinda Thomas Dan Elang El Gibran Jadi Pasangan Di Film Bangsatnya Cinta Pertama –
-
Bidik Pasar Wanita AGRES ID Rilis Gaming For Ladies Corner –