Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memutuskan untuk menghentikan sementara pembiayaan pusat untuk hotel, penginapan, dan wisma sebagai lokasi isolasi mandiri Covid-19, mulai 15 Juni 2021.
“Iya, sementara. Karena nunggu anggaran, lagi diproses di Dirjen Anggaran, tapi nanti kalau keluar didukung lagi,” kata Plt Bidang Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dody Ruswandi, seperti dikutip Antara, Selasa (8/6).
Doddy mengatakan, selama ini, mayoritas hotel, penginapan dan wisma yang menjadi lokasi karantina di Ibu Kota dibiayai dengan menggunakan anggaran BNPB. Namun saat ini, BNPB kehabisan dana untuk membiayai hotel-hotel karantina tersebut.
“Selama ini kan pakai anggaran BNPB. Cuma kita kehabisaan. Jadi kita rapat, kita bilang coba sampai 15 Juni, kita tunggu dulu. Setelah itu, mungkin ditanggung Pemda dulu. Karena kita masih mengusulkan ke Kemenkeu,” jelas Dody.
Dody tidak merinci, berapa anggaran untuk untuk hotel, penginapan dan wisma sebagai lokasi isolasi mandiri Covid-19 di DKI Jakarta selama ini.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta menambah tempat isolasi mandiri terkendali untuk pasien positif Covid-19, dari semula 3 menjadi 29 lokasi.
Penambahan tempat isolasi itu tertuang dalam Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 675 tahun 2021 tentang Perubahan Atas Kepgub Nomor 979 Tahun 2020 tentang Lokasi Terkendali Milik Pemprov DKI dalam Penanganan Covid-19.
Konsideran dalam Kepgub itu menyatakan, DKI menambah tempat isolasi lantaran kebijakan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Nasional yang menghentikan pembiayaan hotel, penginapan, dan wisma untuk isolasi dan tenaga kesehatan.
“Bahwa dengan adanya kebijakan Satgas Penanganan Covid-19 Nasional mengenai pemberhentian pembiayaan hotel, penginapan, dan wisma bagi orang terkonfirmasi Covid-19 baik tanpa gejala maupun dengan gejala ringan dan biaya penginapan bagi tenaga kesehatan penanganan Covid-19,” demikian bunyi salah satu poin dalam Kepgub tersebut. [JAR]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID