Bedah Buku Tentang Diplomasi Dubes Niniek: Diplomat Harus Berpedoman Pada Konstitusi Dan Kepentingan Nasional –

Seorang diplomat harus dinamis dalam menghadapi tantangan zaman.

Begitu kata Duta Besar Indonesia untuk Argentina merangkap Uruguay dan Paraguay Niniek Kun Naryati pada acara bedah buku ‘Diplomasi: Kiprah Diplomat Indonesia di Mancanegara’ yang digelar Fakultas Ilmu-llmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), Jumat (23/4), 

Acara yang digelar virtual ini mendengarkan paparan dari dua diplomat senior, yakni mantan Dubes Indonesia untuk Azerbaijan, Prayono Atiyanto dan Dubes Niniek Kun Naryati. Dalam diskusi, para pembicara membahas masalah krisis Ukraina.

Menurut Dubes Niniek, pada krisis di Ukraina, ternyata Perwakilan RI tidak bisa mengandalkan laporan semata-mata dari sumber terbuka yaitu dari berita lokal atau regional, namun juga perlu memeriksa sendiri validitasnya di lapangan. 

Untuk itu diperlukan jejaring yang kuat dari semua pemangku kepentingan. Ketika kendala di lapangan sangat sulit seperti bahasa, kepentingan dua kubu yang bertikai dan akses resmi ditutup, maka mau tidak mau harus mencari sumber berita secara langsung dengan memanfaatkan kedekatan dengan semua pihak. 

Menurut Niniek, Konflik Ukraina yang semula merupakan ketidakstabilan politik internal bereskalasi menjadi krisis internasional. Indonesia tetap konsisten menjalankan politik luar negerinya yang ditujukan untuk terciptanya perdamaian. 

”Dalam menjawab tantangan zaman tetap berpedoman pada amanah Konstitusi dan kepentingan nasional, serta mematuhi rambu-rambu hubungan internasional,” lanjut Niniek.

Turut hadir para diplomat lain yang juga sudah menelurkan buku seperti Agus Sriyono, Darmansjah Djumala, Bagas Hapsoro dan E.D. Syarief Syamsuri. 

Mereka memberikan tanggapan terhadap pertanyaan pada buku Diplomasi termaksud. Mereka sepakat memberikan penghargaannya UI yang telah memberikan kajian mendalam terhadap materi dan format buku.  

Antusiasme peserta webinar terlihat dari pertanyaan langsung dan yang tertera dalam kolom chats. Umumnya adalah pertanyaan tentang tantangan dalam menjalankan fungsi diplomat, asimilasi budaya suku Jawa di Kaledonia Baru, kelapa sawit, problem lingkungan hidup, dan isu persenjataan nuklir.

Pada umumnya para peserta menyatakan bahwa buku diplomasi ini dapat memperluas wawasan pembaca melalui tulisan yang menguraikan fakta di lapangan. Informasi tersebut diolah dan dianalisis, sehingga mencerminkan keluasan dan kedalaman pemikiran. [DAY]

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *