Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Hamdan Zoelva mendorong Pemerintah untuk komitmen dalam penggunaan alat kesehatan (alkes) produk dalam negeri.
Pasalnya, masih banyak produk alkes impor dengan harga yang mahal namun belum memiliki sertifikat halal.
“Sebaiknya alkes seperti alat swab antigen dan alat PCR ini tidak perlu impor, karena alkes impor itu harganya sangat mahal,” kata Hamdan Zoelva saat menghadiri perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW 1443/2021 yang diselenggarakan di PT Taishan Alkes Indonesia, Jakarta, Kamis (28/10).
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu berharap, Pemerintah membatasi masuknya produk-produk alkes impor.
Harusnya, kata Hamdan Zoelva, lebih mengutamakan produsen alkes dalam negeri yang harganya jauh lebih murah. Dan kualitasnya sangat baik serta telah memiliki sertifikat halal.
“Pemerintah harus meninjau ulang kebijakan mengenai alat swab antigen dan alat PCR impor yang banyak beredar sekarang ini. Saya khawatir ke depannya ini akan menjadi persoalan hukum, karena dianggap mencari keuntungan atau sengaja ada permainan soal harga alkes,” ujarnya.
Ia mencontohkan harga alat swab antigen yang di publish PT Taishan Alkes Indonesia sebesar Rp 30 ribu, sementara harga yang ditetapkan Pemerintah untuk alat swab antigen sebesar Rp 55 ribu.
“Ini dari pabrik lokal dalam negeri seperti PT Taishan saja harganya lebih murah dibanding yang ditetapkan oleh pemerintah. Malah saya yakin PT Taishan bisa tekan lagi harganya Rp 25 ribu sampai Rp 20 ribu.
Bahkan kata dia, alkes lokal ini sudah dapat sertifikat halal. Namun dirinya heran, yang banyak beredar justru alkes impor yang harganya dua kali lipat.
“Saya tidak tahu lagi berapa itu untungnya dari alkes impor ini,” ujarnya.
Menurutnya, jika ada yang lebih murah, kenapa pilih yang mahal dan impor. Untuk itu, produk alkes dalam negeri harusnya menjadi prioritas karena ini nantinya akan berdampak pada pemulihan ekonomi terutama penyerapan tenaga kerja di Indonesia.
Keuntungan menggunakan produk alkes dalam negeri, kata Hamdan Zoelva, salah satunya akan menyerap tenaga kerja Indonesia ketimbang membeli produk impor.
“Kalau impor kan terima jadi, pabrik bukan di dalam negeri. Yang kerja bukan masyarakat Indonesia, uang lari keluar negeri juga,” katanya. [EDY]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID
You may also like
-
Bidik Pasar Wanita AGRES ID Rilis Gaming For Ladies Corner –
-
Negroni Week Hadir Di Phoenix Gastrobar Eksplorasi Koktail Klasik Sambil Beramal –
-
Tanda Tangan Elektronik Makin Banyak Digunakan di Indonesia Ini Legalitasnya –
-
5 Link Kompres Foto Secara Online Terbaik Dan Cara Mudah Kurangi Ukuran Gambar –
-
5 Link Kompres Foto Terbaik Dan Mudah Tanpa Download Aplikasi –