Pengamat Penerbangan, Gatot Raharjo memuji, langkah Menteri BUMN Erick Thohir yang mengembalikan 12 pesawat Bombardier CRJ 1.000 yang disewa Garuda Indonesia dari lessor Nordic Aviation Capital (NAC).
Menurut Gatot, Bombardier sejak awal dulu proses sewanya memang sudah diragukan. Karena, fungsinya secara komersil masih banyak dipertanyakan. Apalagi, kata Gatot, untuk bisnis Garuda Indonesia tidak cocok.
“Biasanya Bombardier CRJ 1.000 digunakan untuk rute yang menghubungkan antar kota-kota menengah. Tapi, pada perkembangannya, rute-rute itu bisa dilayani pesawat Boeing 737. Sementara, untuk kota-kota kecil bisa dilayani ATR 72. Jadi, Bombardier itu tidak begitu berguna buat Garuda,” katanya kepada RM.id Rabu (10/2).
Gatot menilai, pengembalian pesawat merupakan keputusan yang tepat. Dengan begitu, Garuda bisa fokus menggarap rute dengan menggunakan Boeing 737 dan ATR 72.
“Pembukaan rutenya bisa lebih fokus sehingga bisa mengurangi biaya operasional dan dengan demikian nilai pendapatan dari penumpang juga bisa lebih besar,” jelasnya. [KPJ]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID