Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sedang menyusun insentif pengembangan industri hijau. Kebijakan ini diharapkan bisa merangsang industri untuk tertarik melakukan pengelolaan sampah demi menjaga lingkungan.
“Saat ini masih kami susun fasilitas insentifnya,” ujar Kepala Pusat Industri Hijau Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri Kementerian Perindustrian R Hendro Martono pada acara pelatihan jurnalis tentang pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular secara virtual, Senin (28/6).
Acara ini digelar Danone Indonesia yang berkolaborasi bersama Greeneration Foundation. Kegiatan ini diikuti oleh 40 jurnalis lokal dan nasional, serta 20 mahasiswa dari lembaga pers dan jurusan Jurnalistik di perguruan tinggi di Indonesia.
Menurut dia, saat ini ada 1.000 industri daur ulang dengan nilai investasi mencapai Rp 5,15 triliun. Mereka mampu mengelola 2 juta ton limbah plastik dari 6,8 juta ton sampah plastik.
Untuk diketahui, Indonesia menghasilkan 85.000 ton sampah yang dihasilkan per harinya dan pada 2025 diperkirakan mencapai 150.000 ton per hari. Jumlah ini didominasi oleh sampah yang berasal dari rumah tangga, yang berkisar antara 60-75 persen.
Sementara itu, berdasarkan data dari Indonesia National Plastic Action Partnership yang dirilis April kemarin, setiap tahunnya Indonesia menghasilkan 6,8 juta ton sampah plastik dan 9 persennya atau sekitar 620 ribu ton masuk ke sungai, danau dan laut. Untuk itu, pemerintah Indonesia telah menetapkan target strategis untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke lautan sebesar 70 persen di 2025.
“Permasalahan sampah di Indonesia belum selesai, masalahnya masih kompleks. Sebanyak 67,2 juta ton sampah Indonesia masih menumpuk setiap tahunnya,” ujar Kepala Seksi Bina Peritel Direktorat Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Agus Supriyanto.
Penumpukkan ini diperkirakan akan bertambah dua kali lipat pada 2050 apabila tidak ada kebijakan tegas untuk sampah plastik yang akan berakibatkan pada pencemaran ekosistem dan lingkungan. Upaya pencegahan juga telah dilakukan oleh masyarakat, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat melalui usaha gaya hidup minim sampah dan juga regulasi UU pengelolaan sampah rumah tangga.
Selain itu, kata dia, pelaku usaha atau produsen juga memiliki kewajiban untuk pengurangan dan pengelolaan sampah yang telah mereka distribusikan contohnya dengan pembatasan produksi dan reuse sampah kemasan. “Apabila usaha dan gaya hidup ini terus dilakukan maka tujuan untuk pengurangan sampah dapat terealisasi dengan baik,” ujarnya.
Salah satu cara mencapai target tersebut adalah dengan membangun pendekatan ekonomi sirkular yang merupakan sebuah konsep alternatif dari ekonomi linear (take-make-dispose) yang dirancang untuk mengurangi sampah dan polusi; memperpanjang waktu pakai produk dan material dan mendukung regenerasi sistem alami.
Berdasarkan hasil studi laporan “The Economic, Social, and Environmental Benefits of Circular Economy in Indonesia” penerapan ekonomi sirkular dapat berpotensi mengurangi sampah di Indonesia hingga 18-52 persen. Hingga saat ini, penerapan ekonomi sirkular di Indonesia juga telah memberikan mata pencaharian bagi lebih dari 5 juta masyarakat Indonesia yang menjadi bagian dari rantai nilai daur ulang.
Menurut Executive Director Greeneration Foundation, Vanessa Letizia mengatakan, permasalahan sampah yang terjadi saat ini sudah pada tahap kedaruratan. Di sisi lain, Terjadi trend peningkatan pengetahuan dan kepedulian di masyarakat mengenai isu ini.
“Tetapi tentunya kita masih harus melakukan berbagai upaya sebagai solusi permasalahan sampah di Indonesia,” bebernya.
Corporate Communication Danone Indonesia Arif Mujahidin mengatakan, salah satu edukasi yang paling efektif bagi masyarakat adalah melalui media massa. Namun saat ini, belum banyak referensi mengenai pengolahan sampah dan ekonomi sirkular yang mendapatkan tempat dan menjadi pusat perhatian di media massa kita.
“Kami berharap kegiatan edukasi dan pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kapasitas jurnalis terhadap isu pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular,” tukas Arif. [DIT]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID