Apa Yang Ada Di Otak Seorang Overthinker Ini Kata Sains –

<p><em>Overthinking</em> dapat didefinisikan sebagai perilaku atau kebiasaan memikirkan sesuatu secara berlebihan.</p>

<p>Orang yang <em>overthinking</em>, cenderung lebih banyak merenungi masa lalu, mengkhawatirkan masa depan, dan memikirkan berbagai kemungkinan yang belum tentu akan benar-benar terjadi.</p>

<p>Aneka pikiran yang membelit itu, cenderung merugikan ketimbang membantu.</p>

<div class=”images_border”><img alt=”” src=”https://rm.id/my_admin/kcfinder/upload/images/Screenshot_20230507_121045_Instagram%281%29.jpg” style=”max-width:100%” />
<div class=”caption_img”>Ilustrasi koneksi otak orang yang overthinker (Foto: IG @rizaputranto)</div>
</div>

<p>&nbsp;</p>

<p>Soal ini, Pakar Biologi Molekuler Riza Arief Putranto mengatakan, proses berpikir menentukan suatu hasil atau target keluaran berpikir, dengan tahapan yang tepat.</p>

<p>&nbsp;&quot;Untuk bisa mencapai B dari A, secara alamiah, kita melakukan pemikiran demi pemikiran, tanpa mengalami kesulitan,&quot; kata Riza via Instagram.</p>

<p>&quot;Diilustrasikan berdasarkan data saintifik, koneksi otak di dalam otak yang <em>overthinking</em>,&nbsp;terjalin secara eksesif dan rumit,&quot; jelasnya.</p>

<p>Berikut sejumlah indikator yang menunjukkan bahwa kita mengalami overthinking:</p>

<ol>
<li>Sering insomnia</li>
<li>Banyak ketakutan</li>
<li><em>Second</em>-<em>guessing&nbsp;</em>atau kerap ragu, bolak-balik&nbsp;menanyakan hal yang sama ke diri sendiri</li>
<li>Siklus berpikir negatif</li>
<li>Sering merasa lelah</li>
<li>Sulit menikmati <em>present</em> <em>moment&nbsp;</em>atau momen saat ini</li>
</ol>

<p>Menurut bahasan di University of Michigan, secara rerata 73 persen orang dewasa usia 25-35 tahun dan 52 persen orang dewasa usia 45-55 tahun melakukan <em>overthinking</em>.</p>

<p>Sementara Riset Journal of Alzheimer's Disease 2017 terhadap 46.034 hasil <em>scan</em> otak menunjukkan, otak wanita secara signifikan lebih aktif dari pria. Ini meningkatkan potensi <em>overthinking</em>.</p>

<p>Riza menyebut, pada tahapan mengganggu kesehatan, konsultasi ke profesional tentu dibutuhkan.</p>

<p>Namun, secara sederhana, kita bisa membantu diri melepaskan diri dari jerat <em>overthinking</em> dengan melakukan tiga hal utama: menyadari apa yang dilakukan, merasakan apa yang kita rasakan (<em>mindfulness</em>), memberi batasan pada diri sendiri (<em>boundaries</em>), latihan relaksasi, dan aktivitas fisik.</p>

<p>&quot;Pikiran Anda adalah sumber kehebatan. Tapi, bisa menjadi&nbsp;sumber kesusahan, jika Anda tidak bisa mengendalikan,&quot; tandas Riza. ■</p> . Sumber : Berita Lifestyle, Kuliner, Travel, Kesehatan, Tips

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Generated by Feedzy