Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah, mengajak masyarakat untuk move on dari pergunjingan tes wawasan kebangsaan (TWK) KPK. Soalnya, dia menilai, proses transisi pegawai KPK menjadi aparatur sipil negara (ASN) merupakan bagian dari penguatan lembaga yang fokus melakukan audit, sebagai dasar untuk menemukan indikasi korupsi.
“Saya ibaratkan seperti surat. Saya katakan ini waktunya mengucapkan selamat tinggal lah kepada yang lama. Biarin ini generasi baru lebih banyak, anak muda yang idealis, lebih jago, yang ngerti itu kasus. Sudah selesai lah sensasi-sensasi itu,” ujar Fahri dalam siaran pers, Selasa (15/6).
Yang dimaksud sensasi oleh mantan wakil ketua DPR itu, adalah masifnya operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK sebelum era kepemimpinan Komjen Firli Bahuri. Fahri pun berharap, di era Firli ini, komisi antirasuah bakal lebih berorientasi kepada audit.
“Kalau kita pengennya sensasi lagi, tangkap sana, tangkap sini, kemungkinan sudah nggak banyak lagi, karena orientasinya dari ngintip ke audit. Sebenarnya itu yang benar,” terangnya.
Dia pun mengkritik kinerja KPK yang disebutnya selama ini lebih “mengintip amplop” ketimbang melihat audit. Padahal Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), lanjutnya, menunggu ajakan KPK untuk bekerja sama.
“Audit itulah alat untuk menemukan korupsi yang benar, karena auditor negara ini sensitif dengan penyimpangan. Ibarat pipa (ada) lubang dikit tahu. Auditor kita kelas dunia, dia audit PBB,” tandas Fahri. [UMM]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID