Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan, mayoritas pelaku perjalanan internasional yang terkonfirmasi positif Covid-19 berasal dari Arab Saudi dan Malaysia. Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, mengatakan, selama Agustus, tercatat 4,5 persen pelaku perjalanan internasional dari total 36.722 orang, terpapar Covid-19.
“Ada pun 5 asal negara kedatangan yang memiliki catatan kasus positif Covid-19 yang tinggi saat datang memasuki Indonesia adalah Arab Saudi, Malaysia, Uni Emirat Arab (UEA), Korea Selatan, dan Jepang,” rinci Nadia, saat konferensi pers virtual, kemarin.
Rincian positivity rate dari negara asal pelaku perjalanan tersebut, yakni Arab Saudi sebesar 15 persen, Malaysia 5 persen, UEA 3 persen, Korea Selatan 2 persen, dan Jepang 2 persen.
Sementara dalam kurun waktu 1-6 September, tercatat 2 persen pelaku perjalanan internasional terkonfirmasi positif Covid-19 dari total kedatangan 7.179 orang. Pada periode ini, Arab Saudi dan Malaysia masih memuncaki catatan hasil positif Covid-19 tertinggi. Disusul, Turki, UEA, dan Singapura. Rinciannya adalah, Arab Saudi sebesar 7 persen, Malaysia 7 persen, Turki 3 persen, UEA 2 persen, dan Singapura 2 persen.
Nadia mengatakan, mereka yang positif ini sebelumnya dinyatakan negatif saat menjalani tes di negara asal kedatangan sebelum berangkat. Para pelaku perjalanan internasional diketahui positif Covid-19 setelah dilakukan pemeriksaan kedua atau di hari ketujuh proses karantina.
Anak buah Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin ini menambahkan, lebih dari separuh pelaku perjalanan internasional yang tiba di Indonesia dan teridentifikasi positif Covid-19 belum menjalani vaksinasi. Para pelaku perjalanan internasional itu masuk ke Indonesia melalui Jakarta.
“Diketahui juga 65 persen dari pelaku perjalanan luar negeri, ini belum mendapatkan vaksinasi saat masuk, khususnya di Jakarta,” jelasnya.
Data tersebut merupakan data Kemenkes pada periode Agustus 2021. Karena itu, pemerintah mengimbau para pelaku perjalanan internasional yang masuk Indonesia untuk melakukan vaksinasi di negara keberangkatan mereka. “Hal ini dimaksudkan agar para pelaku perjalanan tetap dapat terlindungi dalam perjalanan,” tutur Nadia.
Pemerintah, lanjutnya, juga melakukan pemeriksaan whole genome sequencing atau WGS terhadap para pelaku perjalanan internasional. Hal ini untuk mengantisipasi masuknya varian Covid-19 di Indonesia, termasuk varian anyar, Mu.
Di samping itu, untuk mencegah masuknya varian Mu, pemerintah juga sudah memantau pelaku perjalanan luar negeri yang merupakan Warga Negara Indonesia (WNI). WNI yang dipantau tersebut adalah yang baru saja datang dari negara-negara yang telah mendapati kasus varian Mu.
“Seperti WNI yang baru kembali dari Kolombia, Ekuador, maupun negara-negara yang memang sudah ada penyebaran varian Mu di negara mereka,” tandas Nadia. [DIR]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID