International Federation Organic Asia Movement (IFOAM) kembali menggelar 4th Organic Asia Congress (OAC).
Event rutin ini ditujukan untuk mendorong semua pemangku kepentingan, dalam berbagi pengetahuan dan memperkuat strategi pembangunan pertanian organik di Asia.
Penyelenggaraan OAC yang ke-empat kali ini dilaksanakan di Indonesia, pada 22-27 November 2021 secara daring dan luring.
Indonesia sebagai tuan rumah, ditunjuk Aliansi Organis Indonesia (AOI) sebagai mitra utama dan didukung konsorsium yang terdiri atas Yayasan Bina Swadaya, Yayasan Kehati, ARLA Indonesia, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Pertanian.
Director of Education & Insights dari Organic Trade Association, Angela Jagiello menjelaskan, penyelenggaraan ke-empat, Organic Asia Congress mengusung tema Asia Organic For A Healthier Planet! Hal ini menekankan pentingnya pertanian organik pada saat dan pasca pandemi Covid-19.
“Pandemi Covid-19 memberi kesadaran baru akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh dan kelestarian lingkungan, sebagaimana tercermin dalam praktik dan produk pertanian organik,” jelas Jagiello dalam konferensi pers penyelenggaraan 4th OAC secara virtual, Kamis (25/11).
Ia mengatakan, akibat pandemi, menyebabkan perubahan mendadak dalam semua kehidupan kita. Terjadi pergeseran kebiasaan konsumen.
Saat ini masyarakat lebih menyukai belanja bahan pangan secara daring dan dampaknya pengiriman bahan makanan mengalami peningkatan tajam. Bahkan banyak keluarga mulai memilih bahan pangan sehat, bahan-bahan pokok lainnya yang berlabel organik.
Tujuannya, menyediakan bahan makanan berkualitas tinggi dan sehat untuk keluarga. Menurut Survei Industri Organik 2021 yang dirilis Organic Trade Asosiation (OTA), reputasi organik naik luar biasa, hingga disebut sebagai pertumbuhan yang dramatis.
Data OTA mencatat, penjualan makanan organik di Amerika Serikat pada 2020 naik 12,8 persen dengan nilai total 56,4 miliar dolar AS.
“Nilai itu merupakan peningkatan dan rekor tertinggi penjualan bahan makanan organik yang pernah terjadi,” ujarnya.
Penjualan produk organik segar, beku, kaleng, dan produk kering organik mencapai 20,4 miliar dolar AS. Lebih dari 15 persen buah dan sayuran yang dijual di negara ini sekarang adalah organik.
Bahan lain yang juga meningkat yaitu tepung organik, makanan panggang organik, saus dan rempah-rempah, daging sapi, unggas, ikan berlabel organik.
Lonjakan yang tajam terjadi pada tepung organik dan makanan panggang sebesar 30 persen, bumbu 31 persen, rempah-rempah 51 persen, serta daging sapi, unggas dan ikan organik naik 25 persen.
“Satu-satunya hal yang menghambat pertumbuhan di sektor makanan organik adalah pasokan yang sangat terbatas. Di semua kategori organik, pertumbuhan dibatasi oleh pasokan,” kata Jagiello.
Melihat tren dan pergeseran kesadaran untuk mengonsumsi bahan pangan organik, maka di masa depan kebutuhan produk-produk berlabel organik menjadi sangat tinggi. Selain AS, negara-negara di Eropa dan Asia juga merupakan konsumen beragam produk organik.
“Dengan demikian potensi bahan makanan dan minuman organik menjadi sangat berprospek untuk dikembangkan secara besar-besaran,” imbuhnya.
Untuk itu dalam event internasional ini, terdapat dua acara utama, yaitu Organic Youth Forum dan Organic Asia Congress, serta dua acara pendukung yakni peluncuran ALGOA (Asian Local Government for Organic Agriculture) Indonesia Forum dan Women on Organic Agriculture in Asia (WOAA).
Pada kongres OAC yang diselenggarakan pada 25-27 November 2021, akan mengundang 33 pembicara dari luar negeri dan 15 pembicara dari dalam negeri. [DWI]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID
You may also like
-
ER Gelar Konferensi Tahunan Pertama Super Neutral Hidup Sehat Itu Mudah –
-
Siapkan Dirimu Untuk Ikuti Beauty Festival 2023 Timeless Wonder –
-
25 Quote Hari Batik Nasional Menarik Untuk Diposting Di Media Sosial –
-
Nyeri pada Dada Apa Pertanda Serangan Jantung –
-
Journalism Day U Bakrie Soroti Revolusi Streaming Dan Tren Konsumsi Informasi –